Senin, 29 Juli 2019

Mengulik Singkat Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206/PMK.02/2018

      Ketentuan mengenai Tata Cara Revisi Anggaran ditetapkan setiap tahun, sesuai dengan amanat UU APBN dan Perpres Rincian APBN. Untuk Tahun Aanggaran 2019, dilakukan perbaikan kentuan revisi anggaran antara lain sebagai berikut yaitu : Pembagian kewenangan pemroresan usul revisi di DJA dan DJPB; Ketentuan revisi anggaran terkait dengan belanja operasional, tunggakan, dll; Penyeragaman penelahaan revisi anggaran; Dukungan sistem aplikasi dalam proses penyelesaian revisi anggaran.

KEWENANGAN REVISI DJPB


  1. Revisi Anggaran Dalam Hal Pagu Berubah
  • Lanjutan pelaksanaan kegiatan yang dananya bersumber dari PHLN atau PHDN;
  • Penambahan dan/atau pengurangan hibah langsung;
  • Penggunaan kelebihan realisasi atas target PNBP fungsional (PNBP yang dapat digunakan kembali) yang direncanakan dalam APBN TA 2019 atau peruabahan TA 2019 untuk satker pengguna PNBP yang tidak terpusat sepanjang dalam 1 satu program yang sama;
  • Penggunaan anggaran belanja yang bersumber dari PNBP di atas pagu APBN untuk satker BLU
  1. Revisi Anggaran dalam hal Pagu Anggaran Tetap

a. Pergeseran belanja yang dibiayai dengan PNBP dalam 1 satker pengguna PNBP yang sama;
b. Pergeseran anggaran dalam 1 (satu) Program yang sama dalam wilayah kerja Kanwil DJPB yang sama , dalam rangka:
- memenuhi kebutuhan belanja operasional;
- Memenuhi kebutuhan kurs;
- Penyelesaian tunggakan tahun 2018;
- penggunaan sisa anggaran kontraktual atau sisa anggaran swakelola untuk menambah volume keluaran (output)
- penyelesaian pagu minus belanja pegawai;
c. pergeseran anggaran untuk kegiatan tugas pembantuan, urusan bersama, dan/atau dekonsentrasi sepanjang tidak mengubah lokasi/kewenangan;
d. pergeseran anggaran antarkeluaran (output) dalam 1 (satu) Satker atau antar-Satker maksimal 10% sepanjang tidak berdampak pada penurunan volume keluaran
(output) teknis non-Prioritas Nasional yang direvisi;

3. Revisi Administrasi

a. ralat kode akun dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi sepanjang dalam peruntukkan dan sasaran yang sama, termasuk yang mengakibatkan perubahan jenis belanja
b. ralat kode Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara sepanjang DIPA belum direalisasikan;
c. ralat kode lokasi Satker dan/atau lokasi Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara;
d. perubahan rencana penarikan dana/atau rencana penerimaan dalam halaman III DIPA sepanjang tidak merubah nilai total pendapatan Satker;
e. ralat cara penarikan PHLN/PHDN, termasuk penerusan pinjaman;
f. ralat cara penarikan SBSN;
g. ralat nomor register pembiayaan proyek melalui SBSN;
h. ralat karena kesalahan aplikasi berupa tidak berfungsinya sebagian atau seluruh fungsi matematis aplikasi RKA-K/L DIPA;
i. pencantuman/perubahan/penghapusan catatan halaman IV DIPA berkaitan dengan tunggakan tahun 2018;
j. Perubahan nominal pagu komponen pembangunan / renovasi gedung/bangunan dan/atau komponen pengadaan kendaraan bermotor yang tercatat dalam halaman IV .B DIPA sepanjang volume komponen pembangunan/renovasi gedung/bangunan dan/atau komponen pengadaan kendaran bermotor tetap.
k. perubahan kantor bayar sepanjang DIPA belum direalisasikan;
l. perubahan nomenklatur satker untuk kegiatan dekonsentrasi dan/atau tugas pembantuan;
m. perubahan pejabat perbendaharaan; dan
n. revisi secara otomatis, sepanjang DIPA belum direalisasikan

REVISI ADMINISTRASI KEWENANGAN DJPB
- ralat kode akun dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi sepanjang dalam peruntukkan dan sasaran yang sama, termasuk yang mengakibatkan perubahan jenis belanja
- ralat kode Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara sepanjang DIPA belum direalisasikan;
- ralat kode lokasi Satker dan/atau lokasi Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara;
- perubahan rencana penarikan dana/atau rencana penerimaan dalam halaman III DIPA;
- ralat cara penarikan PHLN/PHDN, termasuk penerusan pinjaman;
- ralat cara penarikan SBSN;
- ralat nomor register pembiayaan proyek melalui SBSN; dan/atau
- ralat karena kesalahan aplikasi berupa tidak berfungsinya sebagian atau seluruh fungsi matematis aplikasi RKA-K/L DIPA;

MEKANISME REVISI DJPB
KPA menyampaikan usulan Revisi Anggaran kepada Sekretaris Jenderal/Sekretaris Utama/Sekretaris/Pejabat Eselon Kementerian/Lembaga dengan melampirkan dokumen pendukung berupa:
a. Surat usulan revisi anggaran;
b. surat persetujuan eselon I dalam hal Revisi Anggaran berupa :
- pencantuman/ penambahan volume komponen gedung/bangunan pembangunan/renovasi dan pengadaan kendaraan bermotor dalam keluaran (output) layanan sarana dan
prasarana internal; dan/ atau
- pergeseran anggaran antarkeluaran (output) dengan besaran lebih dari 10% (sepuluh persen) dari pagu DIPA awal keluaran (output) yang direvisi sepanjang
tidak berdampak pada penurunan volume keluaran (output) teknis non-Prioritas Nasional; dan/ atau dokumen pendukung terkait lainnya.


FORMAT SURAT USULAN REVISI ANGGARAN SATKER KEPADA KANWIL DJPB

MATRIKS PERUBAHAN (SEMULA-MENJADI)

FORMAT SURAT PERMINTAAN PEMUTAKHIRAN DATA POK
KEPADA KANWIL DJPB

BAGAN ARUS REVISI PADA KANWIL DJPB
(MELALUI MEJA LAYANAN ATAU PERSURATAN)

BAGAN ARUS REVISI PADA KUASA PENGGUNA ANGGARAN



Selasa, 07 Mei 2019

Kartu Kredit Pemerintah (KKP) dan Jembatan Bagi Dunia Perbankan

Ibu Menteri Keuangan kita, Sri Mulyani Indrawati menggagas kewajiban intansi Pemerintahan Kementerian Negara/Lembaga untuk penggunaan Kartu Kredit Pemerintah (KKP)dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 196/PMK.05/2018 tentang Tata Cara Pembayaran Dan Penggunaan Kartu Kredit Pemerintah. Apakah tujuan dibalik penggunaan KKP tersebut? Nah.. kita ulas sedikit dari awal.

Setiap Instansi/Badan/Kementerian Negara/Lembaga mempunyai Dana Operasional untuk menjalankan tugas pokok dan fungsinya. Dana tersebut meliputi gaji pegawai pemerintah dan non pemerintah, dana operasional (meliputi belanja barang dan belanja modal), dana bantuan sosial, dana hibah, serta banyak dana lainnya yang menjadi bahan utama yang akan menggerakkan roda pemerintahan sesuai tupoksinya masing-masing. Dana yang dibutuhkan tersebut telah direncakan tahun sebelumnya berdasarkan kajian Rencana Strategis, kajian fiskal dan kebijakan lainnya yang menjadi rencana kerja tahun yang akan datang. Misalnya saja pada Kementerian Negara/Lembaga bernama KPU (Komisi Pemilihan Umum) yang akan mengadakan pemilu tentu memerlukan dana yang besar untuk pengadaan surat suara, biaya keamanan, biaya sewa tenda/kelakar untuk setiap TPS, serta biaya upah untuk panitia/saksi yang akan bekerja pada saat masa pemilu mempunyai dana yang telah dituangkan pada Tahun sebelumnya yang disebut dengan DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran). Sebagai contoh, KPU Kota Bukittinggi memiliki total dana yang tertuang dalam DIPA Rp. 10 Milyar yang terdiri dari berbagai macam alokasi dana sebagaimana yang telah saya sebutkan sesuai tupoksinya. Maksimal dana yang bisa digunakan oleh KPU Kota Bukittinggi adalah Rp. 10 Milyar, kemudian maksimal dana tersebut terbagi lagi untuk masing-masing belanja, hal inilah yang disebut sebagai Pagu anggaran.


Untuk Dana Operasional setiap bulannya ada yang disebut dengan Uang Persediaan (UP). Dana UP tersebut digunakan untuk dana operasional kantor seperti pengadaan Alat Tulis Penunjang Kantor (ATK), biaya perjalanan dinas, biaya konsumsi kegiatan/acara, dsb. Dana UP yang dianggarkan setiap bulan untuk Satuan Kerja KPU Kota Bukittinggi misalnya sebesar Rp. 200 juta. Dana tersebut sebelumnya hanya bersifat uang tunai di Bank yang dicairkan melalui KPPN (Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara) dan masuk ke rekening KPU Kota Bukittinggi dan dikelola oleh Bendahara Pengeluaran. Dana tersebut boleh tunai dan disimpan di brankas dengan maksimal dana Rp. 50 juta (Sesuai dengan PMK Nomor 178/PMK.05/2018) sehingga banyak idle money yang tersedia di Bank yang belum digunakan dan tidak produktif. Selain itu, penggunaan dana yang masih manual menyulitkan untuk pemeriksaan. Proporsi dari KKP tersebut adalah 60% UP Tunai dan 40% untuk KKP.


Penggunaan Kartu Kredit Pemerintah (KKP) bertujuan untuk mengontrol transaksi keuangan Negara serta memungkinkan Pemerintah untuk mengelola dana APBN secara lebih efektif dan produktif. Sesuai Arahan Menteri Keuangan, Ibu Sri Mulyani Indrawati, dalam Acara Puncak Hari Bhakti Perbendaharaan 23 Januari 2019 :

“Setiap Rupiah tidak boleh idle (termasuk uang persediaan). Kita tidak akan menjadi pengelola perbendaharaan negara yang terbaik di dunia seperti yang dicanangkan oleh Pak Dirjen sebagaimana tekadnya Direktorat Jenderal Perbendaharaan, kalau Anda tidak terusik melihat uang persediaan menganggur biarpun seminggu.”

Maka kewajiban penggunaan KKP untuk Uang Persediaan akan dilangsungkan selambat-lambatnya tanggal 1 Juli 2019. Dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Wajib bagi Satker yang memiliki pagu DIPA yang bisa di UP kan sebesar Rp 2,4 Milyar s.d. Rp 6 Milyar
2. UP satker sudah melebihi Rp. 200 Juta.

Sedangkan dispensasi bagi satker yang tidak akan menggunakan KKP adalah :
1. Satker tersebut Pagu DIPA nya dibawah Rp. 2,4 Milyar
2. Belum tersedianya Merchant di Kota atau Wilayah tempat satker tersebut beroperasi.

Lantas bagaimana dengan pihak penyedia KKP tersebut?

Pihak Kementerian Keuangan dalam hal ini telah melangsungkan kerjasama dengan Bank Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) yang terdiri dari Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Mandiri, dan Bank Tabungan Negara (BTN) demi menyukseskan kebijakan penggunaan KKP diseluruh Kementerian Negara/Lembaga. Pihak Bank Himbara telah menandatangani Perjanjian Kerja Sama antara Kementerian Keuangan c.q Ditjen Perbendaharaan yang didalamnya berisi kesanggupan Bank Himbara untuk melaksanakan KKP dan akan membantu Bank yang belum mempunyai sistem Kartu Kredit seperti Bank Syariah, Bank Pembangunan Daerah (BPD) dan Bank lainnya yang menjadi tempat satker menaruh dana operasionalnya melalui mekanisme co-branding.


Terhadap satker yang membuka rekening pengeluaran di Bank selain bank Himbara (Bank Nagari, Bank Syariah Mandiri, Bank BRI Syariah, dll) Tetap diwajibkan sebagai peserta KKP
Maka solusinya adalah :
1. Bank-bank tersebut melakukan kerja sama/ co-branding dengan bank Himbara yang dapat menerbitkan KKP
2. Bank-Bank dimaksud melakukan penandatangan PKS induk terlebih dahulu antara pimpinan kantor pusat Bank (Bank Nagari, BSM, BRI Syariah, dll) dengan Dirjen Perbendaharaan. Setelah PKS Induk ditandatangani, kantor Cabang Bank selain Himbara baru dapat melakukan penandatanganan PKS dengan satuan kerja yang diwajibkan KKP.

Namun pada kenyatannya dilapangan masih banyak cabang dari Bank Himbara tersebut belum mengetahui perihal penggunaan KKP ini. Maka dirasa perlu untuk pihak Bank Himbara untuk mensosialisasikan KKP kepada semua lini cabang dan kantor kas lainnya agar pelaksanaan KKP ini berjalan dengan lancar. Penggunaan KKP juga tidak boleh dikenakan biaya sur-charge sama sekali dikarenakan pembebanan biaya tersebut akan masuk sebagai belanja Pemerintah lain-lain. Untuk pengenaan biaya sur-charge sendiri telah dilarang Oleh Bank Indonesia agar pihak Merchant tidak mengenakannya ke Konsumen. Untuk itu khusus KKP tidak boleh dikenakan biaya sur-charge sama sekali.

Apakah Bank diuntungkan mengenai hal ini? tentu saja ya. Uang Persediaan yang tadinya dikelola manual dalam bentuk saldo rekening debet kini sebagiannya beralih fungsi menjadi Kartu Kredit. Untuk Bank penyedia Kartu Kredit hal ini akan membantu mereka dalam mengelola target mereka.

Lalu bagaimana dengan Bank yang tidak mempunyai sistem Kartu Kredit?

Bank tersebut dapat melakukan kerjasama dengan metode co-branding dengan Bank Himbara dan tanpa dibebani biaya kecuali biaya materai.

Apakah jika Bank yang tidak melangsungkan co-branding akan terkena dampak?

Dalam PMK Nomor 196/PMK.05/2018 telah tegas disebutkan bahwa satker yang telah memenuhi persyaratan harus menggunakan KKP pada tanggal 1 Juli 2019. bagi satker yang akan menggunakan KKP tetapi Bank dimana rekening operasionalnya tidak menyediakan fasilitas KKP, Satker tersebut dapat mengajukan pindah Bank Operasional kepada Bank Himbara/bank yang menyediakan fasilitas KKP. Hal tersebut berarti memindahkan buku rekening Bendahara Pengeluaran ke rekening dengan fasilitas KKP. Pihak Bank sebaiknya serius menanggapi hal tersebut karna dana yang ada pada Satker pasti besar jumlahnya sesuai dana operasional masing-masing Kementerian Negara/Lembaga.

Senin, 06 Mei 2019

Rashdan dan Rejekinya yang membawa Ibu kembali ke Rumah.

Setelah Menikah aku dan suami LDM (Long Distance Marriage) karena aku masih 1 Tahun penempatan PNS di Batam. Alhamdulillah setelah 3 bulan menikah, aku dikaruniai titipan Allah melalui rahimku seorang anak laki-laki. Pada bulan Oktober 2017 aku mengambil jatah cuti melahirkanku untuk pulang ke Padang. Lebih cepat daripada prediksi anakku lahir tanggal 12 November 2017 dari yang seharusnya lahir pada 9 Desember 2017. Alhamdulillah meskipun begitu ia cukup tangguh untuk lahir kedunia ini. Lalu Suamiku memberinya nama Rashdan.


Setelah Rashdan lahir hingga Rashdan berumur 1.5 bulan aku dan suami merawat Rashdan berdua dikontrakan suami di Kinali. Pada saat itu Suami masih bertugas di Bank Nagari cabang Kinali. Kemudian saat Rashdan memasuki umur 2 bulan Rashdan terpaksa kubawa naik pesawat untuk pertama kalinya karna aku harus masuk kantor kembali. Rashdan ku besarkan di Batam bersama Babby Sitternya di Rumah Dinasku di Batam. Kemudian beberapa hari menjelang ulang Tahun Rashdan yang pertama kami pindah ke Padang, dan diberikan hadiah oleh Allah kesempatan untuk mengabdi pada Negara dan lebih dekat dengan suami. Alhamdulillah ya Allah... Akhirnya surat permohonan pengajuan pindahku di Padang diterima. Alhamdulillah ya Allah, Semoga orang yang mempermudah urusan orang lain terutama mempersatukan suami istri yang jaraknya berjauhan diberikan pahala yang berlimpah dari Allah SWT.. Amiin Ya Rabbal 'Alaamiiin.

Akhirnya Ku Menemukanmu

Alhamdulillah akhirnya aku dapat mengumpulkan mood untuk menulis kembali. Setelah sekian lama aku sibuk dengan training semasa OJT di Jakarta selama setahun dan akhirnya mendapatkan penempatan di Batam sebagai PNS Kemenkeu DJPB aku akan menulis titik balik dalam hidup, hal yang bersejarah dan unik dalam hidupku. Kali ini aku akan menulis tentang cerita yang paling bersejarah dalam hidupku, yaitu sebuah Pernikahan.

Aku bukanlah wanita yang cantik, wajahku biasa saja bahkan cenderung tidak diperhatikan laki-laki di sekitarku. Mulai dari wisuda tanpa pendamping wisuda seperti yang teman-teman aku lakukan pada pertengahan Tahun 2014, pengumuman kelulusan CPNS akhir tahun 2014, Training selama setahun di Jakarta hingga memasuki tahun 2016 hingga akhirnya penempatan di Batam, Kepulauan Riau, Indonesia aku tidak kunjung menemukan jodohku.

Akhirnya saat itu muncul, pertama kali aku dikenalkan dengan seorang laki-laki berumur 32 Tahun pada Bulan Maret 2016 di Padang. Laki-laki itu adalah keponakan dari Tek Yanti yang merupakan teman sekantor mamaku. Tek Yanti ingin mengenalkan aku dengan anak kakaknya yang tak kunjung menemukan pendamping hidupnya di saat usianya sudah cukup matang untuk membangun sebuah keluarga. Aku menyanggupi permintaan mama untuk bertemu dengannya pada malam itu di Martabak Mesir Kubang, Ulak Karang, Padang. Aku berangkat dengan mama sedangkan Ia dengan Tek Yanti dan anaknya yang merupakan sepupunya yang bernama Novi.

Pada malam itu aku tak menduga ia sama sekali tak terlihat sudah berumur, pikirku ia berusia 28 tahun jika melihat perawakannya. Ia adalah sosok laki-laki tinggi dengan berat badan ideal dan juga sangat tampan kharismatik. Memang tak bisa dipungkiri istilah "dari mata turun ke hati" itu membuatku terpana, caranya berjalan dan menyapa kami penuh kelembutan dan sangat sopan. Untuk pertemuan pertama aku sudah sangat tertarik, karna bagiku ia memang sangat tampan dan tinggi sesuai dengan keinginanku bersama dengan lelaki yang tinggi badannya. Pada malam itu kami bertukar pin BBM (Blackberry Messenger) dan bercerita hal biasa seputar pekerjaan, tempat tinggal dan kehidupan. Makan malam kami akhiri dengan berpamitan dengan keluarganya.

Setelah pertemuan di Martabak Kubang. Ulak Karang, Kota Padang itu kami tak banyak chatting. Hanya sesekali aku bertanya bagaimana kabarnya? apa ia sudah makan? atau memberikan perhatian kecil lainnya. Aku pikir awalnya ia tak tertarik padaku, maka dari itu setelah pertemuan itu kami tidak banyak berkirim kabar, sungguh biasa saja.

Kemudian memasuki awal bulan April aku memberanikan diri untuk mengajaknya jalan-jalan di Padang, namun ia sering menolak dengan alasan banyak kegiatan kantor dan ia sangat sibuk. Aku pun pada saat itu merasa memang aku tak menarik, tak secantik model, tak sepintar Sri Mulyani Indrawati, dan tak sehebat Susi Pudjiastuti misalnya. Maka dari itu akupun tidak lagi memberikan pesan atau menghubunginya, ya saya minder. Kemudian adik sepupunya yang bernama Novi, yang juga datang pada saat kami dikenalkan di Martabak Kubang itu menghubungiku. Ia berkata sebaiknya aku lebih aktif dan sedikit agresif untuk mendekatkan diri ke abang sepupunya karena menurutnya abang sepupunya itu sangat pemalu. Atas dasar dorongan Mama dan adik sepupunya itu aku kemudian menghubunginya kembali dan aku mengajaknya untuk ketemuan di Padang. Ternyata kali ini ia menyutujuinya, dan akhirya kami memutuskan untuk bertemu dan aku langsung memesan tiket pesawat via traveloka untuk pertemuan kami yang kedua di awal Mei di Padang.

Untuk pertemuan yang kedua aku mengajaknya datang ke Pantai Padang hari Sabtu Sore, tanggal 30 April 2016. Ia datang sendiri dan aku bersama adik kandungku, Gita. Aku masih canggung jika pergi sendiri, dan benar saja ia pun tak banyak bicara dan pemalu. Adikku berkata "kak, kayaknya abang tu dia pendiam ya" dan aku mengiyakan pendapatnya tersebut. Setelah pertemuan keduaku dengannya, intensitas chatting kami pun meningkat. Entah kenapa ia jadi sering mengabariku dan meyapaku lewat BBM. Aku pun menjadi senyum malu-malu setiap ia mengirim pesan padaku, aku bahagia. Kemudian kami berjanji untuk bertemu kembali besok pagi untuk jogging bersama di GOR UNP pada minggu, 1 Mei 2016. Kami kemudian jogging keliling GOR UNP, kami bercerita tentang hobby masing-masing dan pekerjaan apa saja yang kami lakukan dikantor, memang belum ada ucapan atau arahan mengenai asmara sama sekali, hanya sekedar obrolan biasa untuk mencairkan suasana yang kaku.

Aku jadi memesan tiket untuk Pulang ke Padang setiap weekend, meskipun ia tak selalu bisa untuk menemuiku. Kemudian aku berjanji untuk bertemu dengannya pada tanggal 21 Mei 2016. Kami berjanji untuk pergi nonton Film My Stupid Bos ke Raya Theatre (waktu itu belum ada XXI di Kota kami). Itulah kali pertama aku dijemputnya kerumah dengan mobilnya, dan itu pertama kalinya pula ia datang kerumahku bertemu lagi dengan Mama dan Gita. Kami Pamit dan pergi nonton berdua. Tahukah apa yang aku rasakan selama menonton di Raya Theatre? aku sangat berdebar-debar dan semangaat sekali sampai rasanya ingin loncat. Aku tak menyangka seorang Pangeran Tampan mau jalan denganku untuk nonton berdua! sungguh suatu kemajuan bukan? Ia betul2 tipeku, ia tak hanya tampan, ia tinggi, ia juga berwibawa, elok budinya dan juga mapan. Pada saat itu aku berharap ia menaruh rasa padaku dan mau untuk serius denganku.

Saat akan pulang, hujan turun. Kami bahkan belum sempat untuk makan kemudian kami pulang karena ia berkata pada malam hari ia akan ada kegiatan. Pada perjalanan pulang untuk mengantarku ia memutuskan untuk membeli tahu isi yang ada di depan stasiun tabing. Entah kenapa pada saat itu tahunya belum digoreng sehingga kami menunggu 30 menit didalam mobil sambil bercerita. Ia menuturkan beberapa kekhawatiran hidupnya padaku, dan aku entah kenapa pada saat itu menguatkannya, mungkin ia sudah merasa nyaman untuk bercerita padaku. Dan aku rasa itulah alasannya kenapa ia belum menikah hingga umurnya 32th. Tampaknya hujan dan penjual tahu isi memberikan kami waktu untuk mengobrol, setelah tahu siap di goreng ia pun mengantarkanku kerumah dan mengobrol sebentar dengan Mama.

Setelah pertemuan itu kami semakin sangat intensif berkomunikasi, mulai dari menelfon, chatting, bahkan video call. Kemudian kami sepakat untuk bertemu kembali pada tanggal 4 Juni 2016. Karena kesibukannya aku baru dapat bertemu dengannya pada 5 Juni 2016 di GOR H Agus Salim untuk jogging. Sebelum pergi mama berpesan padaku untuk menanyakan padanya apakah ia tertarik padaku? Jika tidak tertarik mama akan mengenalkanku pada anak temannya yang lain. Aku pada saat itu ragu apakah aku harus menanyakannya?

Kami jogging di gor, keliling dan setelah lelah kami memutuskan untuk sarapan di Lontong Mama Bet di Gor. Aku yang saat itu sedang curhat mengenai teman kantorku yang menyukaiku dan ingin melamarku ke Padang tetapi aku tidak menyukainya karena ia tidak mau shalat 5 waktu serta perokok berat. Entah ada dorongan atau angin apa aku berkata "Mas yang dikantorku nekat mau Ke Padang mau melamar Resty Bang, Resty udah tolak tapi dia ga mau mundur, resty juga ga punya alasan buat nolak dia karena Resty Jomblo. Gimana kalau kita jadian aja jadi ti ada alasan buat nolak Mas itu". Pangeran tampanku kaget dan sempat berhenti makan lontongnya, namun jawabannya lebih mengagetkan "Abisin dulu lontongnya", detik itu Aku merasa ditolak. Setelah selesai makan suasana menjadi agak canggung, dan diperjalanan kami bertemu dengan teman laki-lakinya yang sedang menggendong 2 anak. Ia mengenalkanku pada temannya itu. Temannya menggodanya "siapa iniiii?" sambil melirik penuh arti padaku. Pangeran Tampanku hanya tersenyum saat itu. Diperjalanan Pulang aku menggodanya kembali sambil bertanya "itu kan junior abang aja anaknya udah 2, abang kapan?" lalu ia menjawab "emang ada yang mau sama abang?" lalu kujawab "ini ada yang mau" sambil menunjuk ke diriku sendiri. Ia kemudian tersenyum kembali dan bertanya "Resty mau sama abang?" ku pastikan ia melihatku dan aku mengangguk semangat kemudian aku bertanya kembali "kapan abang mau nikah?" lalu ia menjawab "tahun ini". Kemudian suasana menjadi semakin canggung dan aku mulai mengalihkan topik seputar pembicaraan mengenai obrolan kantor.

Setelah ia mengantarkanku keparkiran aku menceritakan bahwa aku akan memasak pada saat sahur untuk teman-teman kantorku dirumah dinas. Dan ia berkata "ga pa2, abang kan percaya sama Resty, kita kan jadian". Entah mengapa ia berkata begitu padahal tadi ia seperti menolakku, ucapannya membuatku merasa benar-benar ingin tumpah kala itu.

Hari-haripun berjalan, selama bulan Puasa Tahun 2016 kami lalui masih dengan hubungan yang LDR. Tak seharipun kami lewatkan tanpa telfonan, BBM-an, Video call, hari-hari serasa berbunga-bunga bagiku. Dan ia pun tampaknya tak bisa tak menghubungiku lebih dari 3 jam kala itu. Pada pertengahan puasa tanggal 18 Juni 2016 ia datang ke Batam tanpa memberitahuku. Pada saat itu aku sedang lembur dikantor, ia mengatakan ia telah di Batam. Aku tak percaya kemudian ia memintaku untuk Video call dan mengirimkan lokasinya padaku via aplikasi whatsapp, dan benar saja ternyata ia memang datang ke Batam untuk menemuiku. Aku senang, panik dan tak tahu harus bagaimana.

Kemudian aku meminta izin kepada Kepala Seksi Pencairan Dana untuk pergi dan melimpahkan pekerjaanku pada teman lainnya dikantor, kepala Seksiku mengerti dan membebaskanku dari tugas lembur pada saat itu. Kami berjanji untuk bertemu di Nagoya Mall. Dengan kecepatan penuh aku kebut mobilku karna takut ia menungguku terlalu lama. Setelah tiba di Nagoya aku melihatnya sangat tampan saat itu, aku terharu. Kemudian kami berjalan di Nagoya mall, ke Batam Centre, ke mesjid Raya Batam dan ke Engku Putri. Pada saat memasuki waktu berbuka puasa aku mengajaknya untuk makan di Nagoya Mall. Setelah makan berbuka puasa dan berkeliling kembali di Nagora Mall, kemudian aku memesankan Hotel menginap untuk nya di Swiss Bell Hotel di Jalan Penuin, Batam. Aku mengantarkannya dan sepakat untuk menjemputnya kembali untuk berkeliling Batam setelah sahur dan Pagi menjelang pukul 08.30 WIB. Setelah mengantarkannya, aku pun pulang ke Rumah Dinasku di Tiban, Sekupang, Batam.


Keeseokan harinya kami berkeliling kembali ditempat wisata di Batam, namun sayang sekali waktu terasa sedikit karna aku harus mengantarkannya kembali ke Bandara pukul 13.00 WIB untuk kembali pulang ke Padang. Komunikasi kami makin intensif dengan perasaan berbunga-bunga layaknya orang yang baru jatuh cinta. Kemudian kami bertemu kembali ketika lebaran. Pada tanggal 4 Juli 2016 ia datang kerumah dan berbicara dengan orang tuaku dan melamarku. Ia berkata "Izinkan Dion untuk menjaga Resty seperti Mama Papa menjaga Resty, Dion ingin menikah sama Resty ma, pa". Kata-katanya waktu itu betul-betul menggambarkan sosok lelaki matang yang memang siap untuk berkomitmen. Kemudian aku menangis, terharu. Akhirnya setelah sekian lama ada yang betul-betul ingin mencintaiku karna Allah, dan memang membuktikan cintanya dengan sebuah komitmen pernikahan.

Singkat saja, setelah ia sendiri datang melamarku dengan orang tuaku iapun datang bersama orang tuanya, sepupunya, mamaknya dan tantenya kerumah Nenek di Payakumbuh pada Lebaran ke-2 tanggal 8 Juli 2016 untuk silaturahmi dengan keluarga besarku. Keluarga Kami pun menetapkan tanggal pernikahan pada pertemuan itu, dan orang tuaku memutuskan untuk menikahkanku dan menggelar pesta Pernikahan pada tanggal 9-10 Desember 2016.

Disaat caranya yang jantan melamarku dan sikapnya yang lembut kepadaku aku memutuskan akan mencintainya sepenuh hatiku dan menghormatinya sebagaimana Khadijah menghormati dan mencintai Rasulullah.

Kemudian kami menikah secara resmi pada Tanggal 09 Desember 2016, dan mengadakan resepsi Pernikahan 2 kali pada tanggal 10 dan 11 Desember 2019. Kala itu aku Berumur 24 Tahun dan Suami 32 Tahun.

I Will Always Love u, Bang Dion :)

Rabu, 15 April 2015

Antara Cita-cita, Keinginan dan Takdir

Assalamualaikum WRB

Sudah lama sekali rasanya aku tidak menulis..

Lelah Skripsi sambil mengaudit RS, wisuda dan lelah patah hati..
Aku adalah sedikit dari beberapa orang jobseeker yang memasrahkan hidupnya di Jakarta karena terbatasnya lowongan kerja di Daerah.
Sebelumnya aku sudah mencari beberapa lowongan kerja di Bandung, namun karna jurusanku memang kebanyakan di Pusat (Jakarta) ternyata tidak semudah itu mencari kerja di Bandung. Aku keterima kerja di salah satu perusahaan swasta di Jakarta dan aku dengan berat hati meninggalkan Bandung sebagai zona nyaman hidupku untuk melanjutkan hidup setelah wisuda. Aku sebenarnya bukanlah orang yang harus memaksakan diri harus langsung bekerja setelah lulus dan wisuda, tapi apa boleh buat karna aku anak perantau dan cuma ngekos di Bandung serta kebetulan masa kontrak kos-kosan sudah habis. Aku pun sebetulnya tidak begitu menyukai lingkungan aku bekerja saat itu, alhasil karna hanya ingin membuat orang tua tidak khawatir anaknya galau karna nganggur setelah lulus, aku masuk disana dan hanya bertahan 2 minggu saja bekerja disana.

Kemudian aku pulang ke Padang, Kota dimana aku dilahiran dan dibesarkan. Aku memutuskan untuk pulang dan berusaha mencari kerja disana, karna aku pikir selain aku bisa menghibur orang tuaku dengan kehadiranku serta aku bisa membantu mama mengurus rumah aku juga ingin membangun suatu Komunitas baru yang jarang ada di Padang. Komunitas ini aku tujukan untuk membangun kreatifitas dan eksistensi anak Panti Asuhan di Padang. Aku sadar, Padang hanyalah Kota kecil yang sering ditinggalkan para perjuang perantauan yang cerdas untuk mengembangkan dirinya di Kota Besar. Tidak bisa disalahkan, memang mereka terlalu cerdas sehingga kapasitas kota yang kemajuannya pelan ini tidak lagi cukup untuk menampung mereka sepertinya. Yang patut dipertanyakan adalah, mengapa mereka setelah sukses, besar dan berkembang di Kota Orang lain mereka tidak lagi pulang ke Kota mereka sendiri untuk membangun daerah mereka. Aku sering bertanya-tanya mengenai hal ini, karna mereka hanya bisa pulang saat hari besar atau hari lebaran tiba hingga mereka sendiri tidak punya waktu lagi untuk membangun kota kelahiran mereka sendiri.

Padang Kota Tercinta itulah slogan Kami, ada yang bilang karna slogan itulah akhirnya semua meninggalkan kota kami, karna mungkin terlalu cinta menurutku. Aku hanya salah satu orang yang mempunyai ide namun terhambat semangat anak muda untuk membangun sebuah komunitas. Orang padang adalah orang yang cerdas namun karna mereka selalu berpikiran untuk hijrah ke Kota Besar dan suskes disana sehigga mereka tidak lagi bersemangat membangun sebuah peradaban dan sistem baru karna mungkin nantinya mereka akan pergi juga kesuatu tempat entah dimana. Kemanakah pepatah "mambangkik batang tarandam" itu?...

Aku berharap suatu hari semua orang awak tidak lagi selalu berpikiran untuk hijrah ke Jakarta, ataupun Luar Negeri. Aku hanya ingin menghimbau bagaimana jika kita pergi belajar ke luar Kota maupun luar Negeri namun kembali lagi ke Daerah kita sendiri yang sering ditinggalkan ini agar kita semua maju bersama. Kemanakah kalian orang-orang cerdas pembangun nagari urang awak? kalian lupakah untuk pulang? apakah kalian teralu senang hidup disana?

Itulah yang membuat aku nekat pulang ke Padang dan meninggalkan perusahaan lama aku bekerja. Aku berharap aku bisa menemukan suatu pekerjaan yang cocok disana dan melanjutkan misi ku Pulang Ke Padang. Namun ternyata tidak semudah itu mencari pekerjaan disini, karna sedikitnya persaingan usaha, maka lapangan pekerjaaan pun tidak terlalu banyak. Sesungguhnya aku sangat menghargai manusia yang dikaruniai jiwa pebisnis/wirausaha. Besar ataupun kecilnya mereka sudah membuka lapangan pekerjaan dan semoga suatu hari usaha mereka berkembang menjadi sebuah perusahaan hingga berskala PT (Perseroan Terbatas). Dengan banyaknya orang kreatif mau berwirausaha di Padang semoga nantinya membuka lapangan kerja yang semakin besar pula.

Bulan September, sesuai dengan keinginan orang tuaku aku mengikuti Penerimaan Ujian masuk CPNS. Ketika itu ada lowongan besar untuk jurusanku (akuntansi) di Kementerian Keuangan. Aku sendiri tidak yakin dengan kemampuanku untuk memilih instansi tersebut. Namun karna menurut mama aku sebaiknya mengambil itu, maka aku ikuti. Kemudian pada Bulan Septemer aku berangkat Ke Jakata kembali untuk mengikuti tes Penerimaan kedua yaitu ujian TPA setelah seleksi administrasi. Aku hanya bisa berusaha dengan baik belajar keras serta berdoa yang rajin. Aku tau betul aku bukan lulusan ternama dan kemampuanku biasa-biasa saja. Aku mengerahkan seluruh harapan, kerja keras belajar serta doa untuk ujian ini. Dengan semangatku aku mengikuti proses demi prosesnya dengan berserah diri namun tetap berharap kepada Allah, hingga tes wawancara yang terakhir pun aku sellau tidak percaya kepada diriku sendiri, "benarkah aku telah melampaui semua ini hingga aku berada pada tes yang terakhir?". Tidak banyak yang bisa kujual dari diriku selain pengalaman mengaudit RS sambil skripsi dulu dan semangat berorganisasi yang ada pada jiwaku dari Komunitas hingga Organisasi yang telah aku bangun. Karna aku tahu persaingannya begitu ketat dan aku berada diantara orang-orang jenius yang hebatnya luar biasa. Hingga akhirnya dengan kepasrahan kepada Allah SWT aku menerima pengumuman baik di tanggal 19 Desember 2014, yaitu aku terpilih sebagai CPNS Analisis Anggaran Direktorat Jenderal Perbendaharaan Negara Penerimaan Sarjana di Perekrutan Kementerian Keuangan Tahun 2014.

Aku sujud syukur dan berterima kasih kepada Allah SWT serta anak-anak Panti asuhan yang sempat aku ajarkan perkusi di Panti Asuhan Aisyiah (Parupuk Tabing) dan Panti asuhan Al-Falah (Simpang Gia) yang telah mendoakan aku bersama-sama, orang tua yang selalu mendoakan aku dan keluarga besar aku dan sahabatku di Bandung yang selalu men-support. Aku sangat berterima kasih terutama pada mama, karna berkat doa ibulah aku akhirnhya bisa lulus diantara puluh ribu orang yang mengikuti tes. Namun ada hal yang sempat membuatku sedi, karna bulan Januari aku harus segera berangkat ke Jakarta dan meninggalkan pelajaran yang baru saja kita mulai di Panti asuhan dan cita-citaku untuk membangun sebuah komunitas kecil-kecilan.

Sehari sebelum hari ulang tahunku tanggal 7 Januari, aku melakukan pemberkasan dokumen ke kantor Bea dan Cukai di Rawamangun. Karena ada beberapa dokumen ada yang kurang maka aku berangkat ke Bandung untuk menyelesaikan beberapa dokumen ke Kampus yang aku cintai di Bandung. Ternyata memang penyelesaian dokumen itu membuat aku harus menginap di Bandung sehari. Tepat jam 12 malam tanggal 8 Januari, teman-temanku di Bandung merayakan ulang tahunku pada saat itu aku dibawa ke sebuah cafe di Bandung, dan ternyata inilah rencana Allah SWT membuat aku ke Bandung dengan adanya berkas yang kurang (padahal peserta lulus lainnya yang kurang dokumennya ga disuruh lengkapin langsung). Pagi harinya aku langsung berangkat kembali ke Jakarta untuk menyerahkan dokumen yang belum dilengkapi tersebut ke Kantor Pusat Kemenkeu di Jalan Wahidin 1. Cerita indah lainnya adalah ketika aku pulang ke rumah sepupuku di Pamulang, ternyata tepat pada tanggal 8 Januari 2015 mama yang sedang menemaniku di Jakarta, adik kandungku satu-satunya, anak sepupuku di Pamulang juga merayakan ulang tahunku disaat tiba dirumah hingga ketika itu rasanya aku ingin berteriak terima kasih kepada Allah SWT. Aku tau Allah itu selalu ingin menghibur hambanya apalagi setalh turbulensi yang aku alami belakangan ini yaitu kesedihan dan rasa sakit karna beberapa masalah pribadi dan keluarga yang tidak akan aku ceritakan. Allah itu maha baik, Ia tidak sebegitunya menguji kita tanpa melewati batas kemampuan kita dan Allah sebenarnya selalu ingin menghibur kita dan Alhamdulillah pada ulang tahun ke-23 ini aku diberikan kado indah bertubi-tubi dari Allah SWT yang Maha Baik.


Saat ini aku masih menjalani masa OJT CPNS di Kementerian Keuangan hingga akhir Tahun 2015 ini di Kantor Pusat DJPBN, Kementerian Keuangan di Jakarta. Namun ada hal lainnya yang mengganjalku, yaitu bagaimana dengan harapanku membangun daerahku sendiri? Sedangkan Aku akan penempatan pada tahun 2016 nanti diseluruh Indonesia yang tempatnya hingga saat ini menjadi rahasia Allah SWT. Aku selalu berdoa kepada Allah SWT agar aku diberi penempatan di Padang sesuai dengan Homebase masing-masing PNS Kementerian Keuangan. Dan mungkin beginilah aku dan perantau lainnya, ada yang karena ingin ada pula yang karena memang tidak bisa memilih akan tetap tinggal di Padang atau tidak.

Apapun itu, untuk saat ini aku niatkan kepada Allah SWT bahwa aku memilih menjadi PNS ini ingin mengabdi kepada Negara dan membuat sistem baru nantinya dengan memulai kerja yang bersih dari diri aku sendiri. Aku berharap suatu saat nanti aku bisa menciptakan sebuah sistem ataupun suatu hal yang baru yang mengubah segala sesuatu menjadi lebih baik. Semoga dimanapun aku berada, aku selalu berguna bagi orang-orang disekitarku dengan sedikit kemampuan yang aku punya ini. Semoga kedepannya pula cita-cita dan harapanku untuk membangun Padang terlaksana.
Bismillahirrahmanirrahiiim

Mengutip lirik dari The Script - Hall Of Fame
"You could go the distance, you could run the mile
You could walk straight through hell with a smile
You could be the hero, you could get the gold
Breaking all the records that thought never could be broke

Do it for your people, do it for your pride
Never Gonna Know if you never even try
Do it For your Country, Do it For Your name
Cause there's gonna be a day
When your standing in the hall of fame, and the worlds gonna know your Name
Cause you burn with the brightest flame"
Be a Champion!


Rabu, 23 April 2014

Cerita Pada Belitong

Seperti yang saya sempat paparkan dalam tulisan saya yang pertama dalam 2014 ini pada tulisan saya yang berjudul "auditor junior", saya bercerita dengan teman saya dan ia mengatakan "dengan tulisan, semua kenangan akan selalu hidup". Itulah alasan saya ingin menulis kembali dan tidak menyimpan semua memory saya dalam sebuah folder foto yang tertata rapih didalam laptop saya ini untuk saya kenang sendiri.atau sekadar memasangnya dalam media sosial yang sudah saya privasi. saya ke pulau bangka dan belitong ini memang sudah berselang beberapa bulan tapi saya ingin menuliskannya kedalam blog ini, mungkin saat saya sudah tua nanti dan lupa, saya bisa melihat semua memory dalam hidup saya.
Bermula dari penugasan papa ke pulau bangka ini untuk melaksanakan PLT, yang memang dalam hal ini papa adalah seorang PNS. Papa bukan pertama kalinya dipindah tugaskan ke luar kota, dulu saat saya masih duduk di bangku sd saya pernah tinggal di Kabupaten Solok (sumatra barat) sekitar 3 tahun, dan akhirnya pindah kembali ke Padang. Setelah sekian lama, papa pindah tugas lagi ke luar kota, dan hal ini tentu saja sangat menarik karena papa pindah ke Pangkal Pinang! Memang saya tidak selalu bisa untuk selalu mengunjungi papa disana, tapi dengan ditempatkannya papa disana saya bisa beberapa kali berkunjung. Untuk pertama kalinya saya menginjakkan kaki di pulau itu, pulau Bangka.
Hari Pertama di Pangkal Pinang.
Memasuki bulan ketiga papa di Pangkal Pinang, papa berinisiatif untuk mengajak kami sekeluarga ke rumah dinas yang disediakan pemerintah untuk papa disana. Papa disana sendirian karena mama dan gita tetap di padang untuk sekolah dan bekerja, sedangkan saya masih berkuliah di bandung. Pertama kalinya saya menapaki kota Pangkal Pinang, jantung kotanya pulau Bangka penilaian saya adalah betapa berbedanya kota ini dari Padang, Bandung, atau Jakarta yang biasa saya lihat. Kota ini sedikit sepi daripada kota lainnya, dimana saat sabtu dan minggu semua toko hampir tutup disini,padahal jika ini adalah Padang atau Bandung, weekend adalah kesempatan emas pengusaha untuk mencari omset terbesar daripada hari lainnya disaat semua orang keluar rumah dan sekedar menikmati hari libur bersama keluarga, teman atau pacar tapi disini sabtu dan minggu mereka kebanyakan tutup. Ada satu hal lagi yang akan kau rasakan berbeda jika berkunjung ke tempat ini, yaitu jalanan di kiri dan di kanan sesekali akan kau temui dibeberapa tempat TPU (tempat pemakaman umum) di pinggir jalan kota atau saat kau mulai meninggalkan pusat kota dan mulai menapaki perjalanan menuju sungailiat kau akan temukan di kiri dan di kanan jalan adalah lubang besar yang ditutupi air hujan dengan tanah tandus berwarna perak. Ketahuilah lubang besar di kiri dan kanan jalan tersebut adalah bekas penambangan timah oleh masyarakat dan PT Timah persero. Sudah bukan asing lagi di telinga kita semua bahwa pulau bangka dan belitong itu terkenal karena timahnya. Di ekspoitasi besar-besaran saat era penjajahan belanda dan terus menerus meraup hasil alamnya hingga sekarang ini. Saya masih ingat, dahulu papa dan mama sempat berbicara tentang keeksisan timah sekitar tahun 1880-1996 di pulau ini. Tanpa bersekolah dan bekerja kau bisa kaya disini cukup dengan hanya menggali timah di tanah pekarangan atau menyelam dalam sungai atau laut untuk mencari butiran tanah yang mengandung timah lalu kau jual kepada PT Timah persero dengan harga lumayan.
Namun sekarang ini masyarakat disana sudah tidak semakmur seperti cerita dahulu yang sering kau dengar. Timah menipis layaknya sumber daya alam yang jika terus menerus kau ambil akan habis. Timah sama seperti minyak dan gas alam yang semakin menipis dan siap mencekik pemerintah karena harganya semakin mahal. Begitupula timah, masyarakat disini pun sudah sejak lama bergantung pada timah sebagai sumber penghidupannya. Sekarang kota disini seakan kehilangan gairah, seperti itulah yang kulihat. Tanah tandus dimana-mana yang tidak bisa menghasilkan tanaman palawija seperti sayur lembab yang biasa kau konsumsi di daerah bertanah subur. Tanaman yang paling banyak disini adalah lada dan pala. Sangat sulit kau temui disini tanaman seperti jagung, padi, kembang kol, wortel atau lainya yang hanya dapat tumbuh di tanah berwarna coklat atau hitam. Sekali kau menginjakkan kakimu pada tanah, yang kau rasakan adalah kering dan panas apalagi saat kau berada di tanah bekas penambangan timah.

Kami sekeluarga di bawa papa oleh pak Daus (Supir kantor papa) ke sebuah pantai di Pulau Bangka yang terkenal yaitu pantai Parai. Pantai ini terletak di Kabupaten Sungailiat utara yang ternyata banyak wisatawan asing berkunjung kesini meskipun tidak seramai Bali. Kau tahu, pantai itu indah sekali dengan pesona bebatuan dimana-mana diiringi pasirnya yang putih serta lembut saat kau injakkan kakimu di pelepas pantai. Saya takjub, saya terperangah dan saya kagum sepenuhnya oleh pesona pantai ini. Saya pernah ke Bali yang di sebut-sebut orang seantero adalah pantai terindah. Namun, menurut saya pantai ini memancarkan pesona asri yang bersih, tampaknya tidak terlalu banyak wisatawan kesini dan merusak pantai dengan sampah, mengotori warna pasirnya dengan beragam sampah pula.
Ada satu hal yang unik dari pantai-pantai yang ada pada Pulau ini, yaitu bebatuannya. Di pantai ini tampak bebatuan yang seolah terlempar dari langit yang semuanya condong pada satu arah, seolah terlempar dari ruang angkasa, entah dahulu berbentuk meteor atau terjadi atas ledakan gunung berapi. Saking takjubnya saya tidak lagi bertanya dari apa asal muasal semua bebatuan itu, padahal biasanya saya orang yang paling banyak tanya, hahaha.
Hari Ketiga – Memasuki Belitong
Tidak berlama-lama, pada hari ketiga kami sekeluarga pergi ke pulau Belitong. Jangan kau sangka jika Bangka dan Belitong itu dekat kayaknya jarak tempuh Jakarta-Bandung. Dari pulau bangka, kita akan menaiki pesawat ¾ atau menaiki kapal fery berkapasitas 80 orang sekitar 6-8 jam. Pada kesempatan ini, kami sekeluarga memilih menaiki pesawat karena memang mama tidak terbiasa menggunakan kapal laut meskipun betapa inginnya saya dan adik saya menaiki kapal laut. Jika menaiki pesawat kau hanya akan menghabiskan waktu sekitar 45 menit. Kami menaiki pesawat jadul kala itu, dimana pesawatnya masih menggunakan baling-baling, sangat unik seperti pesawat era Belanda yang masih menjajah Indonesia sebelum kemerdekaan.


Sesampainya disana, seperti orang kebanyakan kami istirahat disebuah hotel sederhana menunggu waktu jemputan orang yang kami sewa untuk mengantarkan kami ketempat-tempat wisata. Tujuan awal saya disana adalah Pantai Lengkuas, pantai yang paling indah yang pernah saya lihat setelah pantai Parai, Sungailiat, Bangka. Untuk menuju tempat ini, kami harus menaiki sebuah perahu yang sudah disediakan masyarakat sebagai layanan wisatawan. Jarak tempuhnya sekitar 25 menit dengan kecepatan rata-rata perahu kayu indonesia yang diberi mesin jet boat.


Saya ingin berbagi mengenai keindahan pantai ini dengan beberapa foto yang akan saya publish ditulisan ini. Selain keindahan pantainya yang menakjubkan, disana ada sebuah menara mercu suar dengan 18 lantai hingga menuju puncak. Wisatawan diperbolehkan untuk menuju mercu suar dengan sumbangan sukarela perorang 5rb rupiah. Kau tahu? Menaiki menara mercu suar dengan tas ransel erisi makanan itu melelahkan. Yang menaiki menara itu kala itu hanya saya dan adik saya, berdua tanpa mama dan papa karna saya sendiri dilarang menaikinya, tapi kita nakal. Setengah perjalanan sekitar dilantai kedelapan, kami hampir menyerah dan ingin turun mengingat kami tanpa minta izin menaiki menara itu. Namun ada dua orang pria cina dewasa mengatakan kepada kami “masih jauh mba, terbayar kok sampai atas sama pemandangannya”. Mendengar kalimat itu, saya dan Gita makin semangat melanjutkan perjuangan hingga akhirnya kami sampai pada pundak tertinggi, yaitu lampu menara mercu suar!.


Ya tuhaaan, Ya Allah! Memang indah sekali rasanya seperti ada kebahagiaan yang benar-benar menghembus kedalam hati. Perjuangan kami tidak sia-sia, kami berfoto disetiap sudut dengan berbagai pose bergantian dengan latar belakang yang menakjubkan tersebut. Memang disini jelas terlihat bahwa bebatuan yang berjejer di pantai ini mengarah kesuatu tempat, yaitu kelangit arah barat. Tampaknya memang bebatuan tersebut terjatuh dari ketinggian langit atau letusan gunung merapi dan semuanya menghantan tanah dengan posisi yang hampir sama, condong kelangit. Dengan air yang bening kami bisa melihat dari atas cahaya matahari menembuh dasar pantai menambah indahnya pantai. Jika engkau meilhat dengan mata kepala sendiri tentunya engkau akan berdecak kagum dibandingkan hanya melihat dari kamera android berskala 5 Mega Pixel ini.


Hari Keempat dan Kelima – Menelusuri Jejak Laskar Pelangi
Salah satu yang membuat saya antusias dengan tempat ini adalah Laskar Pelangi. Jika kau baca Novel karangan Andrea Hirata, kata-katanya begitu menyentuh dan tentunya engkau akan bertanya-tanya apa memang tempatnya sedramatis itu atau seindah itukah?. Ya, saya mengunjungi lokasi pantai tempat dimana syutingnya berlangsung dahulu, pantai yang juga banyak bebatuannya. Hingga kami menelusuri lokasi syutingnya yang utama yaitu SD Muhammadiyah Gantong (SD Laskar Pelangi kala itu). SD itu bukanlah SD yang asli, kabarnya SD itu memang sudah rubuh dan sudah punah sekarang. Yang kami kunjungi tidak lain dan tidak bukan hanyalah sebuah replika yang didesain seperti dalam novelnya Andrea Hirata.


Hal yang perlu kau kunjungi kembali adalah Museum Kata, Andrea Hirata. Letaknya tidak jauh dari SD replika Muhammadiyah Gantong itu. Disana kau akan melihat foto-foto Belitong masa itu, beberapa puluh tahun yang lalu, sekitar pertengahan 1980-an hingga 1990-an. Memang benar adanya kala itu Belitong adalah pulau yang berkiblat pada Timah. Mereka para anak SD, memilih tidak bersekolah karena ingin mencari timah dan menjualnya kepada penjaja timah. Mereka mendulang timah, ada yang berenang hingga kedasar danau untuk mencari timah hingga pulang dengan telinga yang berdarah, sungguh ironis sekali Belitong kala itu. Pertama kalinya saya benar-benar sadar apa yang dimaksudkan dalam Novel Andrea Hirata itu, Belitong yang terisolir, tidak peduli dengan hiruk pikuknya keagungan pendidikan yang menjadikan orang lebih berbangga hati. Anak-anak disana kala itu lebih memilih untuk mencari timah dengan harga mencapai ratusan ribu (cukup mahal kala itu). Untungnya sekarang, sejak dikeluarkannya peraturan pemerintah mengenai pembatasan kewenangan eksploitasi sumber daya alam tahun 1998, masyarakat umum tanpa surat lengkap tidak diperbolehkan mengambil timah dengan bebas. Disaat itu pula mungkin mereka menyadari, satu-satunya sumber daya alam yang paling mereka harapkan adalah timah. Tumbuhan akan sulit tumbuh dengan kondisi tanah berwarna perak yang panas seperti disana. Sejak dikeluarkannya peraturan itupulalah menurutku, gairah memburu timah warga Belitong menurun.

Rabu, 16 April 2014

Foto Studio Keluarga Eka Sanvadita Orchestra ke-2

Tak terasa kami sudah menapaki usia 2 tahun sejak pertama kali orchestra kami didirikan. Saya bangga sekali sudah menjadi sejarah dalam orchestra ini. Mulai dari mendirikan orchestra IMT (Institut Manajemen Telkom, nama sebelum menjadi Universitas Telkom) dan sempat menjadi ketuanya. Namun karena tenaga pemain di IMT kurang dan banyak anak-anaknya tidak berkomitmen saya setres dan mencari nomor salah satu personil orchestra ITT (Intitut Teknologi Telkom) yang kebetulan baru berdiri sekitar April 2012 lebih baru daripada kami yang sejak Desember tahun 2011. Mereka saat itu juga masih baru, dan belum dibayar setiap performnya. Waktu itu ketuanya adalah kak Evet, aku temui kak Evet seorang diri dan rapat kecil sama Fahmy (cameng), Ivan dan kak Evetnya sendiri. mereka sepaat untuk gabung karna mereka juga masih sedikit pemainnya kira-ira waktu itu tidak sampai 20 orang. dengan digabungkannya kami waktu itu kita hampir 20 orang.

Event per event, kita ga dibayar, lama kelamaan orang tau bagusnya kita kita mulai pasang tarif 100/lagu. Kita latihan rutin setiap rabu malam di Learning centre, si maestro Tony mengarensemen lagu sesekali rangga, Ivan, dan lainnya. Job mulai banyak, tarif kami naikkan hingga akhirnya kita nekat bikin konser perdana sendiri pada bulan Mei 2013 meskipun dengan tombokkkan dana banyak sekali, tapi acara itu sukses. Nah, tanggal 3 mei 2014 nanti kita adakan lagi konser kedua tapi kali ini bertemakan konser amal. Ringkasnya acara ini ditujukan persenannya untuk yayasan kanker di Bandung.

Sebelum acara mulai, seperti biasa kita foto keluarga besar lagi. Oiya, saya memang tidak banyak lagi menulis, karna postingan saya lebih banyak ke instagram atu medsos lainnya. Kita sudah banyak melakukan perekrutan anggota hingga membangun akademi sendiri. Tujuan cuma satu, yaitu untuk memperbanyak anggota yang bisa musik orchestra serta terasah skill bermainnya.

inilah foto keluarga baru ESO yang sudah di rekrut, disaring berkali-kali, hahaha

Karna saya sudah tidak lagi dalam kepengurusan baik ketua ataupun koordinator, tapi saya sesepuh disini sebagai SC, ini adalah foto SC :


Minggu, 13 April 2014

Pengalaman Kerja Sebagai Auditor Junior

Assalmaualaikum WRB, ini adalah tulisan saya didunia maya pertama setelah memasuki tahun 2014 ini. ada beberapa hal tertentu membuat saya tidak lagi berkenan untuk menulis di publik dan saya memilih untuk menyimpannya sendiri atau saya posting kegiatan saya saja di media sosial pribadi yang tentunya sudah saya privasi dan hanya bisa dilihat oleh teman-teman terdekat saya saja. Percakapan saya hari ini dengan seseorang teman membuat saya ingin lagi menulis. karna inti dari percakapan kami hari ini adalah, dengan tulisan kenangan akan hidup selamanya.

Saya sudah diterima bekerja disebuah kantor akuntan publik kecil di bandung ini untuk bekerja. Itu semnejak bulan Maret 2014 hingga sekarang cukup mewakili satu bulan saya bekerja disana. Saya dimasukkan disini bukan karena saya pintar, saya akui. Tapi saya berkeyakinan ini karena doa saya yang dikabulkan oleh Allah SWT. dari dulu saya ingin sekali merasakan bagaimana rasanya kerja di KAP (Kantor Akuntan Publik). Tapi ada satu hal yang membuat saya tidak percaya diri, setahu saya orang yang bekerja disana haruslah pintar atau setidaknya dia mengerti dengan baik akuntansi. Seorang auditor tidak lagi harus mengeja akuntansi, melainkan harus benar-benar mengerti akuntansi. Bagaimana tidak? karena auditor akan mendeteksi akun yang bermaslah, mendeteksi kecurangan ataupun menyeseuaikan yang salah menjadi benar. Saya sendiri masih bertanya-tanya apa sebenarnya passion hidup saya hingga saat ini. saya bisa dalam banyak bidang tapi tidak pernah menguasai 100% dan menjadikannya passion hidup saya, yang saya tahu saat ini saya hanya mencintai musik dan itulah yang membuat saya lebih hidup. Saya masuk akuntansi dan bersekolah disini itu adalah keingininan orang tua saya.


Saya terima ajakan dari teman sekelas saya yang memasukkan saya kedalam KAP ini. Saya tahu banyak dikelas saya banyak yang lebih pintar daripada saya. tapi ia memasukkan saya karena saya pernah berbuat baik kepadanya dan dia telah berjanji tempo hari kepada saya jika ada lowongan ia akan memasukkan saya kesana. Bermula dari butuh auditor junior tambahan karena anak STAN (Sekolah Tinggi Akuntansi Negara) yang bekerja disana sambil menunggu penempatan akan resign karna sudah saatnya mereka penempatan. Anak STAN sekarang memang kalau ingin penempatan harus menunggu 6-12 bulan hingga mereka diangkat bekerja di sektor pemerintahan, saat mereka berbondong kerja di KAP saat ini adalah waktu mereka resign untuk kembali pada kewajiban mereka sebagai anak STAN. Karna itulah teman saya yang sudah keterima bekerja disana, mengajak saya yang direkomendasikannya kepada atasan saya untuk berkerja disana mengaudit sebuah instansi. Saya belum lulus seperti teman-teman saya yang sudah lulus 3,5 tahun tapi saya berdoa "ya Allah, saya semester 8 ini sudah tidak ada kuliah dan saya galau tidak ada kegiatan ini hanya skripsi saja, saya ingin bekerja secepatnya" dan saya yakin, ini adalah 100% bantuan Allah. Karna apalah saya, tidak pintar, biasa saja dan belum lulus (dalam proses skripsi).

Hari pertama masuk kantor saya hanya disuruh pelajari bagaimana caranya mengaudit. kemudian entah kenapa setelah 2 hari dikantor saya disuruh mengaduit PT Jasa Sarana (BUMD Bandung) karena semua auditor sedang pergi ke Makassar mengaduit PDAM, Poltekkes dan Taruna. Ini bukan audit awal, melainkan melanjutkan proses audit sebelumnya yang sempat tertinggal karena mereka sudah brangkat. Dan pada audit ini kita hanya membantu KAP Budiman, Wawan, Pamudji dan Rekan yang kebetulan mengaudit itu dari Jakarta. Saya stres waktu pertama kali mengaudit laporan keuangan mereka yang banyak beserta anak perusahaannya yang banyak pula. Saya berdua dengan Yazid, teman sekelas saya yang mengajak saya itu. Tanpa ada yang membimbing karena harusnya pertama kali ngaudit ada senior yang bimbing kebetulan semua pada pergi keluar Kota. Saya bingung harus mulai dari mana, dan ini melanjutkan yang membuat saya semakin stres. Saya paham akuntansi tetapi tidak mahir dan hal ini membuat saya ketakutan, ditambah yazid juga tidak begitu paham mengaudit kala itu.

 


Alhamdulillah proses mengaudit PT Jasa Sarana tidak berlangsung lama, yaitu 4 hari karna kami sudah cukup membantu KAP Budiman, Wawan, pamudji dan Rekan sampai disana walaupun pekerjaan kami belum selesai. Hal ini terjadi karena kami sudah di plot kan untuk mengaudit RS Mata Cicendo Bandung (Pusat Mata Nasional) yaitu audit kinerja bukan general audit. Bagi pemula audit, menurut saya ini adalah audit yang paling ringan karena kita tidak perlu pemahaman tinggi hanya saja kerepotan karna lingkup audit tidak terbatas di laporan keuangan saja, melainkan seluruh divisi dan bagian yang ada pasa instansi.

Saya senang, akhirnya saya dipindahkan dengan yazid untuk melakukan audit kinerja pada sebuah Rumah Sakit di Bandung. Pada hari pertama kami Rapat BOD (Board of Director) dengan seluruh jajaran direktur RSMC beserta kepala bagian RS ini. Ini pengalaman pertama saya dengan rapat seformal ini. Di awal rapat mereka seolah meminta kepada kami para auditor untuk menilai benar-benar kinerja RS ini agar nilainya baik dan berhubungan dengan akreditasi RS mereka juga. Pada rapat itu ada saya, yazid, teh windy (ketua tim audit), pak supena (supervisor) dan pak Risman (selaku pemilik KAP ini, beliau adalah mantan auditor BPKP). Ini adalah pemulaan yang cukup baik daripada saya tiba-tiba harus datang dan mnegaudit sebuah PT tanpa dibimbing dan saya menangis karena merasa kesusahan dalam menyesuaikan temuan audit.



Selanjutnya pada Rumah Sakit Mata Cicendo ini saya mengumpulkan data dengan yazid, ketiap bagian seperti unit rawat jalan,rawat inap, rawat darurat hingga setiapbagian seperti SDM, pemasaran, Rumah Tangga hingga setiap divisi yang ada di RSMC ini untuk diminta datanya dan diaudit. Saya merasa kesulitan data karena disini merka tampaknya tidak melakukan pendokumentasian dengan baik. Data yng ditargetkan 1 minggu baru kami peroleh hingga 3 minggu. Saya menghitung sampel waktu tunggu pasien dengan yazid pakai stopwatch, saya mengikuti hingga 20 pasien sebagai sampel mulai dari pendaftaran hingga mereka dilayani dokter, saya mengecek ketersediaan fisik, kesesuaian petunjuk, saya melakukan pendokumentasian, saya foto dan semua yang kami lakukan berusaha maksimal agar kinerja kami dianggap baik.



Karna data dari mereka yang juga sangat lama, terpaksalah saya dengan yazid saat akan mengumpulkan laporan bergadang. kami pulang malam hingga jam 11 dari kantor. Ini memang bukan pertama kalinya saya pulang slearut itu jika tidak mengauditpun jika kau telah bekerja di KAP engkau harus bersedia bekerja keras dan tidak perduli dengan jam kantor orang biasa lainnya mulai jam 8-4 sore, pada kami, waktu pulang memang biasa tidak menentu.



Saya tidak pintar, tapi saya belajar. Dan disinilah kesempatan saya belajar banyak. mengaudit itu tidal gampang. Orang awam akan menilai akuntansi sebagai pembukuan saja, seorang auditor harus lebih dalam ilmunya daripada itu semua, karena mereka mengecek, memeriksa dan mendeteksi, dan memanglah harus orang yang pintar. Sekali lagi, saya bukan orang yang pintar, tapi dengan keputusan saya masuk KAP, saya akan terpacu untuk belajar. Saya begitu bersemangat hingga inilah pada akhirya kami rapat terakhir dengan jajaran BOD RSMC dan kami menyelesaikan laporannya tepat waktu dengan hasil yang membanggakan karna pada rapat terakhir dengan BOD RSMC,kami berhasil merekomendasikan perbaikan kinerja pada RSMC ini. Saya senang sekali dan saya berterima kasih kepada Yazid yang sudah mempercayakan kepada saya untuk mengaudit disini. Bekerja satu tim bersama yazid kadang suka menyebalkan tapi dia adalah teman sejati, dia baik dan dia membimbing saya dengan baik.









Senin, 09 September 2013

Lomba Kaligrafi, Adzan, Ayat pendek anak-anak Rumah Jendela

Pada Tanggal 27 Juli 2013 tepatnya pada bulan Ramadhan 1434 H, kakak-kakak Rumah Jendela mengadakan event lomba untuk anak-anak Rumah jendela. Acara ini berlangsung sangat ramai dengan peserta melebihi ekspektasi kami pada saat rapat.

Untuk acara kali ini aku memilih untuk menjadi Penanggung jawab sekaligus juri kaligrafi, kenapa aku pilih itu? Yup.. tepat sekali suka menggambar juga, aku baru mau menggambar biasanya kao disuruh, ada event, ato buat ngasih kado ketemen. Kali ini aku terpacu untuk menggambar lagi setelah 3 tahun lagi gak menggambar sejak SMA. Gambar aku ini bertemakan kaligrafi sebagai contoh buat anak-anak ,meskipun standar tapi aku rasa gambarnya cukup kreatif ^^, cekidot :



Anak-anak kelihatan senang sekali. Lomba ini dimulai pukul 10.00 pagi WIB dan selesai pukul 07.00 malam setelah berbuka bersama di mesjid Desa Carik, Cibaduyut, Bandung. Suasana Lomba pun berlangsung tegang buat anak-anak karna ingin mendapatkan juara. Cekidot suasananya :


Setelah lomba sambil menunggu pengumuman, Anak-anak kami bawa untuk dilatih membuat kerajinan tangan berupa gantungan kunci lucu dari kain flanel. Tujuan dengan adanya pelatihan ini diharapkan anak-anak dapat menjadi lebih kreatif dan tertuntun untuk berkreatifitas dalam beride wirausaha nantinya.


Pengumuman lomba berlangsung sangat adil dan obyektif sesuai dengan pencapaian mereka selama lomba. Ada yang sempat kecewa, ada juga yang senang karna mereka juga kedatangan peserta lomba dari sekolah Desa Carik, yang meraka anggap saingan mereka dalma berkompetisi.

Setelah pengumuman lomba kami membagikan makanan dan kami bersama para guru pendamping, anak-anak rumah jendela beserta kakak-kakak rumah jendela berbuka puasa bersama dengan ceria.


sampai ketemu di Rumah Jendela Next Event semoga makin seru, rame, dan makin banyak yang jadi volunteer kami, ga hanya di daerah bandung, tetapi sampai di luar bandung juga. With love, resty.

Perkusi Barang Bekas Anak-anak

Hari Minggu, tanggal 7 Juli 2013, sehari sebelum Puasa Ramadhan 1434 H kami anak-anak Rumah jendela menggelar penampilan Perkusi barang bekas di Car Free Day (CFD) Dago, Bandung. Ini perform pertama kami diluar desa Carik, Cibaduyut, Bandung.

Inisiasi Perkusi ini dimintai oleh kak Inna, sekretaris Rumah Jendela untuk menunjukkan suatu bakat anak-anak yang dapat dipublikasikan kepada masyarakat dalam rangka promosi rumah jendela. Kak Innna bertanya padaku apakah aku bisa mengajar anak-anak perkusi? aku jawab Insha Allah bisa, karna waktu SMA aku pernah bersama teman-teman menampilkan perkusi barang bekas disalah satu acara tahunan sekolah, dimana pada waktu itu aku kontemporer perkusi barang bekas dengan alat musik melodi, biola.

Pada awalnya senior-seniorku di Rumah Jendela pada saat rapat sempat meragukan kemampuanku untuk melatih anak-anak karna perkusi adalah sesuatu musik yang berbeda ditambah lagi waktu untuk latihan hanya seminggu. Tapi aku berusaha untuk meyakinkan bahwa aku bisa melatih anak-anak dan aku punya konsep.

Barang-barang bekas yang aku pilih adalah tempurung/batok kelapa, kaleng cat bekas, kaleng cat plastik bekas ukuran besar dan kecil, botol bir bekas, dan alat musik melodinya adalah pianika.

Barang-barang bekas ini tidak ada yang dibeli sama sekali melainkan diminta maupun dipinjam dari warung, diambil dari pasar tradisional, diminta dari tetangga, dan pianika adalah kepunyaan anak-anak sendiri. Aku juga harus berterima kasih kepada ko-biyan, senior aku yang udah mencari hampir seluruh barang bekas kebutuhan perkusi. Serta kak Teguh dan kak Fatra yang selalu bantu aku buat ngajar anak-anak dan bahkan mereka juga ngasih ide buat ketukan kaleng cat hampir pada seluruh lagu.

Alhamdulillah saat mengajar anak-anak aku hampir tidak menemukan kendala karna anak-anak Rumah Jendela sangat rajin. Bayangkan saja, aku bilangnya latihan jam 1 siang dia udah lebih dulu berkumpul dan latihan sendiri jam 12 siang. Mereka anak-anak yang rajin dan bersemangat, aku sayang sama mereka karna nurut dan patuh sekali, mereka mempunyai kemauan yang keras andai saja orang-orang tahu,ucapku dalam hati. Kendala yang aku rasakan adalah ternyata tidak semua anak itu mengerti musik, bahkan sampai aku ajarkan berkali-kali sampai bosan tempo ketukan saja mereka tidak bisa membedakan seolah-olah mereka hanya memukul tempurung dan kaleng cat saja. Tapi berkat kerja keras mereka, pada saat tampil, hanya sedikit sekali kesalahan dalam memainkan melodi ritme musik.

Dua hari menjelang penampilan kami di CFD Dago, aku dan anak-anak mengecat tempurung/batok kelapa dengan cat minyak agar kelihatan lebih menarik. Kak Fatralah yang mencampur cat dengan thinner dan kemudian membebaskannya kepada anak-anak untuk membentuk kreasi warna ditempurung mereka masing-masing, mereka tampak bahagia sekali.


Pada hari Minggu kami tampil, anak-anak di berangkatkan dari desa Carik, Cibaduyut menggunakan angkot yang kami sewa jam 6 pagi. Mereka sampai dan kemudian makan pagi bersama dulu sebelum perform. Kami kakak-kakak Rumah Jendela sudah Stand By di CFD sejak jam 5 pagi untuk nge-tag tempat, karna maklum memang, disini sangat ramai dan kami takut kehabisan tempat.


Alhamdulillah Penampilan kami cukup menghipnotis penonton dan kami mendapat banyak perhatian dan pertanyaan seputar Rumah Jendela bagaimana menjadi volunteer, apa itu rumah jendela, dan bagaimana cara memberikan donasi buku maupun donasi lainnya. Kami memberikan Brosur tentang komunitas kami, bahkan ada salah satu alumni ITB memberikan netbook nya untuk anak-anak dipakai dalam proses belajar, uang yang kami dapatkan saat perform juga akan dibelikan dalam bentuk buku yang akan kami taruh diperpustakaan kami ini.

Kalau mau lihat video perkusinya seperti apa dengan barang bekas ini bisa dilihat via You tube : http://www.youtube.com/watch?v=K-g8DFJ0Yp0

Kakak-kakak Rumah Jendela bersama anak-anak Rumah jendela sesaat setelah penampilan berakhir :


Mudah-mudahan untuk penampilan selanjutnya kami lebih bagus lagi, dan aku juga punya cita-cita bisa ngajar perkusi lagi tingkat provinsi buat anak-anak :) bermimpi boleh kan ya? :)