Selasa, 07 Mei 2019

Kartu Kredit Pemerintah (KKP) dan Jembatan Bagi Dunia Perbankan

Ibu Menteri Keuangan kita, Sri Mulyani Indrawati menggagas kewajiban intansi Pemerintahan Kementerian Negara/Lembaga untuk penggunaan Kartu Kredit Pemerintah (KKP)dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 196/PMK.05/2018 tentang Tata Cara Pembayaran Dan Penggunaan Kartu Kredit Pemerintah. Apakah tujuan dibalik penggunaan KKP tersebut? Nah.. kita ulas sedikit dari awal.

Setiap Instansi/Badan/Kementerian Negara/Lembaga mempunyai Dana Operasional untuk menjalankan tugas pokok dan fungsinya. Dana tersebut meliputi gaji pegawai pemerintah dan non pemerintah, dana operasional (meliputi belanja barang dan belanja modal), dana bantuan sosial, dana hibah, serta banyak dana lainnya yang menjadi bahan utama yang akan menggerakkan roda pemerintahan sesuai tupoksinya masing-masing. Dana yang dibutuhkan tersebut telah direncakan tahun sebelumnya berdasarkan kajian Rencana Strategis, kajian fiskal dan kebijakan lainnya yang menjadi rencana kerja tahun yang akan datang. Misalnya saja pada Kementerian Negara/Lembaga bernama KPU (Komisi Pemilihan Umum) yang akan mengadakan pemilu tentu memerlukan dana yang besar untuk pengadaan surat suara, biaya keamanan, biaya sewa tenda/kelakar untuk setiap TPS, serta biaya upah untuk panitia/saksi yang akan bekerja pada saat masa pemilu mempunyai dana yang telah dituangkan pada Tahun sebelumnya yang disebut dengan DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran). Sebagai contoh, KPU Kota Bukittinggi memiliki total dana yang tertuang dalam DIPA Rp. 10 Milyar yang terdiri dari berbagai macam alokasi dana sebagaimana yang telah saya sebutkan sesuai tupoksinya. Maksimal dana yang bisa digunakan oleh KPU Kota Bukittinggi adalah Rp. 10 Milyar, kemudian maksimal dana tersebut terbagi lagi untuk masing-masing belanja, hal inilah yang disebut sebagai Pagu anggaran.


Untuk Dana Operasional setiap bulannya ada yang disebut dengan Uang Persediaan (UP). Dana UP tersebut digunakan untuk dana operasional kantor seperti pengadaan Alat Tulis Penunjang Kantor (ATK), biaya perjalanan dinas, biaya konsumsi kegiatan/acara, dsb. Dana UP yang dianggarkan setiap bulan untuk Satuan Kerja KPU Kota Bukittinggi misalnya sebesar Rp. 200 juta. Dana tersebut sebelumnya hanya bersifat uang tunai di Bank yang dicairkan melalui KPPN (Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara) dan masuk ke rekening KPU Kota Bukittinggi dan dikelola oleh Bendahara Pengeluaran. Dana tersebut boleh tunai dan disimpan di brankas dengan maksimal dana Rp. 50 juta (Sesuai dengan PMK Nomor 178/PMK.05/2018) sehingga banyak idle money yang tersedia di Bank yang belum digunakan dan tidak produktif. Selain itu, penggunaan dana yang masih manual menyulitkan untuk pemeriksaan. Proporsi dari KKP tersebut adalah 60% UP Tunai dan 40% untuk KKP.


Penggunaan Kartu Kredit Pemerintah (KKP) bertujuan untuk mengontrol transaksi keuangan Negara serta memungkinkan Pemerintah untuk mengelola dana APBN secara lebih efektif dan produktif. Sesuai Arahan Menteri Keuangan, Ibu Sri Mulyani Indrawati, dalam Acara Puncak Hari Bhakti Perbendaharaan 23 Januari 2019 :

“Setiap Rupiah tidak boleh idle (termasuk uang persediaan). Kita tidak akan menjadi pengelola perbendaharaan negara yang terbaik di dunia seperti yang dicanangkan oleh Pak Dirjen sebagaimana tekadnya Direktorat Jenderal Perbendaharaan, kalau Anda tidak terusik melihat uang persediaan menganggur biarpun seminggu.”

Maka kewajiban penggunaan KKP untuk Uang Persediaan akan dilangsungkan selambat-lambatnya tanggal 1 Juli 2019. Dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Wajib bagi Satker yang memiliki pagu DIPA yang bisa di UP kan sebesar Rp 2,4 Milyar s.d. Rp 6 Milyar
2. UP satker sudah melebihi Rp. 200 Juta.

Sedangkan dispensasi bagi satker yang tidak akan menggunakan KKP adalah :
1. Satker tersebut Pagu DIPA nya dibawah Rp. 2,4 Milyar
2. Belum tersedianya Merchant di Kota atau Wilayah tempat satker tersebut beroperasi.

Lantas bagaimana dengan pihak penyedia KKP tersebut?

Pihak Kementerian Keuangan dalam hal ini telah melangsungkan kerjasama dengan Bank Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) yang terdiri dari Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Mandiri, dan Bank Tabungan Negara (BTN) demi menyukseskan kebijakan penggunaan KKP diseluruh Kementerian Negara/Lembaga. Pihak Bank Himbara telah menandatangani Perjanjian Kerja Sama antara Kementerian Keuangan c.q Ditjen Perbendaharaan yang didalamnya berisi kesanggupan Bank Himbara untuk melaksanakan KKP dan akan membantu Bank yang belum mempunyai sistem Kartu Kredit seperti Bank Syariah, Bank Pembangunan Daerah (BPD) dan Bank lainnya yang menjadi tempat satker menaruh dana operasionalnya melalui mekanisme co-branding.


Terhadap satker yang membuka rekening pengeluaran di Bank selain bank Himbara (Bank Nagari, Bank Syariah Mandiri, Bank BRI Syariah, dll) Tetap diwajibkan sebagai peserta KKP
Maka solusinya adalah :
1. Bank-bank tersebut melakukan kerja sama/ co-branding dengan bank Himbara yang dapat menerbitkan KKP
2. Bank-Bank dimaksud melakukan penandatangan PKS induk terlebih dahulu antara pimpinan kantor pusat Bank (Bank Nagari, BSM, BRI Syariah, dll) dengan Dirjen Perbendaharaan. Setelah PKS Induk ditandatangani, kantor Cabang Bank selain Himbara baru dapat melakukan penandatanganan PKS dengan satuan kerja yang diwajibkan KKP.

Namun pada kenyatannya dilapangan masih banyak cabang dari Bank Himbara tersebut belum mengetahui perihal penggunaan KKP ini. Maka dirasa perlu untuk pihak Bank Himbara untuk mensosialisasikan KKP kepada semua lini cabang dan kantor kas lainnya agar pelaksanaan KKP ini berjalan dengan lancar. Penggunaan KKP juga tidak boleh dikenakan biaya sur-charge sama sekali dikarenakan pembebanan biaya tersebut akan masuk sebagai belanja Pemerintah lain-lain. Untuk pengenaan biaya sur-charge sendiri telah dilarang Oleh Bank Indonesia agar pihak Merchant tidak mengenakannya ke Konsumen. Untuk itu khusus KKP tidak boleh dikenakan biaya sur-charge sama sekali.

Apakah Bank diuntungkan mengenai hal ini? tentu saja ya. Uang Persediaan yang tadinya dikelola manual dalam bentuk saldo rekening debet kini sebagiannya beralih fungsi menjadi Kartu Kredit. Untuk Bank penyedia Kartu Kredit hal ini akan membantu mereka dalam mengelola target mereka.

Lalu bagaimana dengan Bank yang tidak mempunyai sistem Kartu Kredit?

Bank tersebut dapat melakukan kerjasama dengan metode co-branding dengan Bank Himbara dan tanpa dibebani biaya kecuali biaya materai.

Apakah jika Bank yang tidak melangsungkan co-branding akan terkena dampak?

Dalam PMK Nomor 196/PMK.05/2018 telah tegas disebutkan bahwa satker yang telah memenuhi persyaratan harus menggunakan KKP pada tanggal 1 Juli 2019. bagi satker yang akan menggunakan KKP tetapi Bank dimana rekening operasionalnya tidak menyediakan fasilitas KKP, Satker tersebut dapat mengajukan pindah Bank Operasional kepada Bank Himbara/bank yang menyediakan fasilitas KKP. Hal tersebut berarti memindahkan buku rekening Bendahara Pengeluaran ke rekening dengan fasilitas KKP. Pihak Bank sebaiknya serius menanggapi hal tersebut karna dana yang ada pada Satker pasti besar jumlahnya sesuai dana operasional masing-masing Kementerian Negara/Lembaga.

Senin, 06 Mei 2019

Rashdan dan Rejekinya yang membawa Ibu kembali ke Rumah.

Setelah Menikah aku dan suami LDM (Long Distance Marriage) karena aku masih 1 Tahun penempatan PNS di Batam. Alhamdulillah setelah 3 bulan menikah, aku dikaruniai titipan Allah melalui rahimku seorang anak laki-laki. Pada bulan Oktober 2017 aku mengambil jatah cuti melahirkanku untuk pulang ke Padang. Lebih cepat daripada prediksi anakku lahir tanggal 12 November 2017 dari yang seharusnya lahir pada 9 Desember 2017. Alhamdulillah meskipun begitu ia cukup tangguh untuk lahir kedunia ini. Lalu Suamiku memberinya nama Rashdan.


Setelah Rashdan lahir hingga Rashdan berumur 1.5 bulan aku dan suami merawat Rashdan berdua dikontrakan suami di Kinali. Pada saat itu Suami masih bertugas di Bank Nagari cabang Kinali. Kemudian saat Rashdan memasuki umur 2 bulan Rashdan terpaksa kubawa naik pesawat untuk pertama kalinya karna aku harus masuk kantor kembali. Rashdan ku besarkan di Batam bersama Babby Sitternya di Rumah Dinasku di Batam. Kemudian beberapa hari menjelang ulang Tahun Rashdan yang pertama kami pindah ke Padang, dan diberikan hadiah oleh Allah kesempatan untuk mengabdi pada Negara dan lebih dekat dengan suami. Alhamdulillah ya Allah... Akhirnya surat permohonan pengajuan pindahku di Padang diterima. Alhamdulillah ya Allah, Semoga orang yang mempermudah urusan orang lain terutama mempersatukan suami istri yang jaraknya berjauhan diberikan pahala yang berlimpah dari Allah SWT.. Amiin Ya Rabbal 'Alaamiiin.

Akhirnya Ku Menemukanmu

Alhamdulillah akhirnya aku dapat mengumpulkan mood untuk menulis kembali. Setelah sekian lama aku sibuk dengan training semasa OJT di Jakarta selama setahun dan akhirnya mendapatkan penempatan di Batam sebagai PNS Kemenkeu DJPB aku akan menulis titik balik dalam hidup, hal yang bersejarah dan unik dalam hidupku. Kali ini aku akan menulis tentang cerita yang paling bersejarah dalam hidupku, yaitu sebuah Pernikahan.

Aku bukanlah wanita yang cantik, wajahku biasa saja bahkan cenderung tidak diperhatikan laki-laki di sekitarku. Mulai dari wisuda tanpa pendamping wisuda seperti yang teman-teman aku lakukan pada pertengahan Tahun 2014, pengumuman kelulusan CPNS akhir tahun 2014, Training selama setahun di Jakarta hingga memasuki tahun 2016 hingga akhirnya penempatan di Batam, Kepulauan Riau, Indonesia aku tidak kunjung menemukan jodohku.

Akhirnya saat itu muncul, pertama kali aku dikenalkan dengan seorang laki-laki berumur 32 Tahun pada Bulan Maret 2016 di Padang. Laki-laki itu adalah keponakan dari Tek Yanti yang merupakan teman sekantor mamaku. Tek Yanti ingin mengenalkan aku dengan anak kakaknya yang tak kunjung menemukan pendamping hidupnya di saat usianya sudah cukup matang untuk membangun sebuah keluarga. Aku menyanggupi permintaan mama untuk bertemu dengannya pada malam itu di Martabak Mesir Kubang, Ulak Karang, Padang. Aku berangkat dengan mama sedangkan Ia dengan Tek Yanti dan anaknya yang merupakan sepupunya yang bernama Novi.

Pada malam itu aku tak menduga ia sama sekali tak terlihat sudah berumur, pikirku ia berusia 28 tahun jika melihat perawakannya. Ia adalah sosok laki-laki tinggi dengan berat badan ideal dan juga sangat tampan kharismatik. Memang tak bisa dipungkiri istilah "dari mata turun ke hati" itu membuatku terpana, caranya berjalan dan menyapa kami penuh kelembutan dan sangat sopan. Untuk pertemuan pertama aku sudah sangat tertarik, karna bagiku ia memang sangat tampan dan tinggi sesuai dengan keinginanku bersama dengan lelaki yang tinggi badannya. Pada malam itu kami bertukar pin BBM (Blackberry Messenger) dan bercerita hal biasa seputar pekerjaan, tempat tinggal dan kehidupan. Makan malam kami akhiri dengan berpamitan dengan keluarganya.

Setelah pertemuan di Martabak Kubang. Ulak Karang, Kota Padang itu kami tak banyak chatting. Hanya sesekali aku bertanya bagaimana kabarnya? apa ia sudah makan? atau memberikan perhatian kecil lainnya. Aku pikir awalnya ia tak tertarik padaku, maka dari itu setelah pertemuan itu kami tidak banyak berkirim kabar, sungguh biasa saja.

Kemudian memasuki awal bulan April aku memberanikan diri untuk mengajaknya jalan-jalan di Padang, namun ia sering menolak dengan alasan banyak kegiatan kantor dan ia sangat sibuk. Aku pun pada saat itu merasa memang aku tak menarik, tak secantik model, tak sepintar Sri Mulyani Indrawati, dan tak sehebat Susi Pudjiastuti misalnya. Maka dari itu akupun tidak lagi memberikan pesan atau menghubunginya, ya saya minder. Kemudian adik sepupunya yang bernama Novi, yang juga datang pada saat kami dikenalkan di Martabak Kubang itu menghubungiku. Ia berkata sebaiknya aku lebih aktif dan sedikit agresif untuk mendekatkan diri ke abang sepupunya karena menurutnya abang sepupunya itu sangat pemalu. Atas dasar dorongan Mama dan adik sepupunya itu aku kemudian menghubunginya kembali dan aku mengajaknya untuk ketemuan di Padang. Ternyata kali ini ia menyutujuinya, dan akhirya kami memutuskan untuk bertemu dan aku langsung memesan tiket pesawat via traveloka untuk pertemuan kami yang kedua di awal Mei di Padang.

Untuk pertemuan yang kedua aku mengajaknya datang ke Pantai Padang hari Sabtu Sore, tanggal 30 April 2016. Ia datang sendiri dan aku bersama adik kandungku, Gita. Aku masih canggung jika pergi sendiri, dan benar saja ia pun tak banyak bicara dan pemalu. Adikku berkata "kak, kayaknya abang tu dia pendiam ya" dan aku mengiyakan pendapatnya tersebut. Setelah pertemuan keduaku dengannya, intensitas chatting kami pun meningkat. Entah kenapa ia jadi sering mengabariku dan meyapaku lewat BBM. Aku pun menjadi senyum malu-malu setiap ia mengirim pesan padaku, aku bahagia. Kemudian kami berjanji untuk bertemu kembali besok pagi untuk jogging bersama di GOR UNP pada minggu, 1 Mei 2016. Kami kemudian jogging keliling GOR UNP, kami bercerita tentang hobby masing-masing dan pekerjaan apa saja yang kami lakukan dikantor, memang belum ada ucapan atau arahan mengenai asmara sama sekali, hanya sekedar obrolan biasa untuk mencairkan suasana yang kaku.

Aku jadi memesan tiket untuk Pulang ke Padang setiap weekend, meskipun ia tak selalu bisa untuk menemuiku. Kemudian aku berjanji untuk bertemu dengannya pada tanggal 21 Mei 2016. Kami berjanji untuk pergi nonton Film My Stupid Bos ke Raya Theatre (waktu itu belum ada XXI di Kota kami). Itulah kali pertama aku dijemputnya kerumah dengan mobilnya, dan itu pertama kalinya pula ia datang kerumahku bertemu lagi dengan Mama dan Gita. Kami Pamit dan pergi nonton berdua. Tahukah apa yang aku rasakan selama menonton di Raya Theatre? aku sangat berdebar-debar dan semangaat sekali sampai rasanya ingin loncat. Aku tak menyangka seorang Pangeran Tampan mau jalan denganku untuk nonton berdua! sungguh suatu kemajuan bukan? Ia betul2 tipeku, ia tak hanya tampan, ia tinggi, ia juga berwibawa, elok budinya dan juga mapan. Pada saat itu aku berharap ia menaruh rasa padaku dan mau untuk serius denganku.

Saat akan pulang, hujan turun. Kami bahkan belum sempat untuk makan kemudian kami pulang karena ia berkata pada malam hari ia akan ada kegiatan. Pada perjalanan pulang untuk mengantarku ia memutuskan untuk membeli tahu isi yang ada di depan stasiun tabing. Entah kenapa pada saat itu tahunya belum digoreng sehingga kami menunggu 30 menit didalam mobil sambil bercerita. Ia menuturkan beberapa kekhawatiran hidupnya padaku, dan aku entah kenapa pada saat itu menguatkannya, mungkin ia sudah merasa nyaman untuk bercerita padaku. Dan aku rasa itulah alasannya kenapa ia belum menikah hingga umurnya 32th. Tampaknya hujan dan penjual tahu isi memberikan kami waktu untuk mengobrol, setelah tahu siap di goreng ia pun mengantarkanku kerumah dan mengobrol sebentar dengan Mama.

Setelah pertemuan itu kami semakin sangat intensif berkomunikasi, mulai dari menelfon, chatting, bahkan video call. Kemudian kami sepakat untuk bertemu kembali pada tanggal 4 Juni 2016. Karena kesibukannya aku baru dapat bertemu dengannya pada 5 Juni 2016 di GOR H Agus Salim untuk jogging. Sebelum pergi mama berpesan padaku untuk menanyakan padanya apakah ia tertarik padaku? Jika tidak tertarik mama akan mengenalkanku pada anak temannya yang lain. Aku pada saat itu ragu apakah aku harus menanyakannya?

Kami jogging di gor, keliling dan setelah lelah kami memutuskan untuk sarapan di Lontong Mama Bet di Gor. Aku yang saat itu sedang curhat mengenai teman kantorku yang menyukaiku dan ingin melamarku ke Padang tetapi aku tidak menyukainya karena ia tidak mau shalat 5 waktu serta perokok berat. Entah ada dorongan atau angin apa aku berkata "Mas yang dikantorku nekat mau Ke Padang mau melamar Resty Bang, Resty udah tolak tapi dia ga mau mundur, resty juga ga punya alasan buat nolak dia karena Resty Jomblo. Gimana kalau kita jadian aja jadi ti ada alasan buat nolak Mas itu". Pangeran tampanku kaget dan sempat berhenti makan lontongnya, namun jawabannya lebih mengagetkan "Abisin dulu lontongnya", detik itu Aku merasa ditolak. Setelah selesai makan suasana menjadi agak canggung, dan diperjalanan kami bertemu dengan teman laki-lakinya yang sedang menggendong 2 anak. Ia mengenalkanku pada temannya itu. Temannya menggodanya "siapa iniiii?" sambil melirik penuh arti padaku. Pangeran Tampanku hanya tersenyum saat itu. Diperjalanan Pulang aku menggodanya kembali sambil bertanya "itu kan junior abang aja anaknya udah 2, abang kapan?" lalu ia menjawab "emang ada yang mau sama abang?" lalu kujawab "ini ada yang mau" sambil menunjuk ke diriku sendiri. Ia kemudian tersenyum kembali dan bertanya "Resty mau sama abang?" ku pastikan ia melihatku dan aku mengangguk semangat kemudian aku bertanya kembali "kapan abang mau nikah?" lalu ia menjawab "tahun ini". Kemudian suasana menjadi semakin canggung dan aku mulai mengalihkan topik seputar pembicaraan mengenai obrolan kantor.

Setelah ia mengantarkanku keparkiran aku menceritakan bahwa aku akan memasak pada saat sahur untuk teman-teman kantorku dirumah dinas. Dan ia berkata "ga pa2, abang kan percaya sama Resty, kita kan jadian". Entah mengapa ia berkata begitu padahal tadi ia seperti menolakku, ucapannya membuatku merasa benar-benar ingin tumpah kala itu.

Hari-haripun berjalan, selama bulan Puasa Tahun 2016 kami lalui masih dengan hubungan yang LDR. Tak seharipun kami lewatkan tanpa telfonan, BBM-an, Video call, hari-hari serasa berbunga-bunga bagiku. Dan ia pun tampaknya tak bisa tak menghubungiku lebih dari 3 jam kala itu. Pada pertengahan puasa tanggal 18 Juni 2016 ia datang ke Batam tanpa memberitahuku. Pada saat itu aku sedang lembur dikantor, ia mengatakan ia telah di Batam. Aku tak percaya kemudian ia memintaku untuk Video call dan mengirimkan lokasinya padaku via aplikasi whatsapp, dan benar saja ternyata ia memang datang ke Batam untuk menemuiku. Aku senang, panik dan tak tahu harus bagaimana.

Kemudian aku meminta izin kepada Kepala Seksi Pencairan Dana untuk pergi dan melimpahkan pekerjaanku pada teman lainnya dikantor, kepala Seksiku mengerti dan membebaskanku dari tugas lembur pada saat itu. Kami berjanji untuk bertemu di Nagoya Mall. Dengan kecepatan penuh aku kebut mobilku karna takut ia menungguku terlalu lama. Setelah tiba di Nagoya aku melihatnya sangat tampan saat itu, aku terharu. Kemudian kami berjalan di Nagoya mall, ke Batam Centre, ke mesjid Raya Batam dan ke Engku Putri. Pada saat memasuki waktu berbuka puasa aku mengajaknya untuk makan di Nagoya Mall. Setelah makan berbuka puasa dan berkeliling kembali di Nagora Mall, kemudian aku memesankan Hotel menginap untuk nya di Swiss Bell Hotel di Jalan Penuin, Batam. Aku mengantarkannya dan sepakat untuk menjemputnya kembali untuk berkeliling Batam setelah sahur dan Pagi menjelang pukul 08.30 WIB. Setelah mengantarkannya, aku pun pulang ke Rumah Dinasku di Tiban, Sekupang, Batam.


Keeseokan harinya kami berkeliling kembali ditempat wisata di Batam, namun sayang sekali waktu terasa sedikit karna aku harus mengantarkannya kembali ke Bandara pukul 13.00 WIB untuk kembali pulang ke Padang. Komunikasi kami makin intensif dengan perasaan berbunga-bunga layaknya orang yang baru jatuh cinta. Kemudian kami bertemu kembali ketika lebaran. Pada tanggal 4 Juli 2016 ia datang kerumah dan berbicara dengan orang tuaku dan melamarku. Ia berkata "Izinkan Dion untuk menjaga Resty seperti Mama Papa menjaga Resty, Dion ingin menikah sama Resty ma, pa". Kata-katanya waktu itu betul-betul menggambarkan sosok lelaki matang yang memang siap untuk berkomitmen. Kemudian aku menangis, terharu. Akhirnya setelah sekian lama ada yang betul-betul ingin mencintaiku karna Allah, dan memang membuktikan cintanya dengan sebuah komitmen pernikahan.

Singkat saja, setelah ia sendiri datang melamarku dengan orang tuaku iapun datang bersama orang tuanya, sepupunya, mamaknya dan tantenya kerumah Nenek di Payakumbuh pada Lebaran ke-2 tanggal 8 Juli 2016 untuk silaturahmi dengan keluarga besarku. Keluarga Kami pun menetapkan tanggal pernikahan pada pertemuan itu, dan orang tuaku memutuskan untuk menikahkanku dan menggelar pesta Pernikahan pada tanggal 9-10 Desember 2016.

Disaat caranya yang jantan melamarku dan sikapnya yang lembut kepadaku aku memutuskan akan mencintainya sepenuh hatiku dan menghormatinya sebagaimana Khadijah menghormati dan mencintai Rasulullah.

Kemudian kami menikah secara resmi pada Tanggal 09 Desember 2016, dan mengadakan resepsi Pernikahan 2 kali pada tanggal 10 dan 11 Desember 2019. Kala itu aku Berumur 24 Tahun dan Suami 32 Tahun.

I Will Always Love u, Bang Dion :)

Rabu, 15 April 2015

Antara Cita-cita, Keinginan dan Takdir

Assalamualaikum WRB

Sudah lama sekali rasanya aku tidak menulis..

Lelah Skripsi sambil mengaudit RS, wisuda dan lelah patah hati..
Aku adalah sedikit dari beberapa orang jobseeker yang memasrahkan hidupnya di Jakarta karena terbatasnya lowongan kerja di Daerah.
Sebelumnya aku sudah mencari beberapa lowongan kerja di Bandung, namun karna jurusanku memang kebanyakan di Pusat (Jakarta) ternyata tidak semudah itu mencari kerja di Bandung. Aku keterima kerja di salah satu perusahaan swasta di Jakarta dan aku dengan berat hati meninggalkan Bandung sebagai zona nyaman hidupku untuk melanjutkan hidup setelah wisuda. Aku sebenarnya bukanlah orang yang harus memaksakan diri harus langsung bekerja setelah lulus dan wisuda, tapi apa boleh buat karna aku anak perantau dan cuma ngekos di Bandung serta kebetulan masa kontrak kos-kosan sudah habis. Aku pun sebetulnya tidak begitu menyukai lingkungan aku bekerja saat itu, alhasil karna hanya ingin membuat orang tua tidak khawatir anaknya galau karna nganggur setelah lulus, aku masuk disana dan hanya bertahan 2 minggu saja bekerja disana.

Kemudian aku pulang ke Padang, Kota dimana aku dilahiran dan dibesarkan. Aku memutuskan untuk pulang dan berusaha mencari kerja disana, karna aku pikir selain aku bisa menghibur orang tuaku dengan kehadiranku serta aku bisa membantu mama mengurus rumah aku juga ingin membangun suatu Komunitas baru yang jarang ada di Padang. Komunitas ini aku tujukan untuk membangun kreatifitas dan eksistensi anak Panti Asuhan di Padang. Aku sadar, Padang hanyalah Kota kecil yang sering ditinggalkan para perjuang perantauan yang cerdas untuk mengembangkan dirinya di Kota Besar. Tidak bisa disalahkan, memang mereka terlalu cerdas sehingga kapasitas kota yang kemajuannya pelan ini tidak lagi cukup untuk menampung mereka sepertinya. Yang patut dipertanyakan adalah, mengapa mereka setelah sukses, besar dan berkembang di Kota Orang lain mereka tidak lagi pulang ke Kota mereka sendiri untuk membangun daerah mereka. Aku sering bertanya-tanya mengenai hal ini, karna mereka hanya bisa pulang saat hari besar atau hari lebaran tiba hingga mereka sendiri tidak punya waktu lagi untuk membangun kota kelahiran mereka sendiri.

Padang Kota Tercinta itulah slogan Kami, ada yang bilang karna slogan itulah akhirnya semua meninggalkan kota kami, karna mungkin terlalu cinta menurutku. Aku hanya salah satu orang yang mempunyai ide namun terhambat semangat anak muda untuk membangun sebuah komunitas. Orang padang adalah orang yang cerdas namun karna mereka selalu berpikiran untuk hijrah ke Kota Besar dan suskes disana sehigga mereka tidak lagi bersemangat membangun sebuah peradaban dan sistem baru karna mungkin nantinya mereka akan pergi juga kesuatu tempat entah dimana. Kemanakah pepatah "mambangkik batang tarandam" itu?...

Aku berharap suatu hari semua orang awak tidak lagi selalu berpikiran untuk hijrah ke Jakarta, ataupun Luar Negeri. Aku hanya ingin menghimbau bagaimana jika kita pergi belajar ke luar Kota maupun luar Negeri namun kembali lagi ke Daerah kita sendiri yang sering ditinggalkan ini agar kita semua maju bersama. Kemanakah kalian orang-orang cerdas pembangun nagari urang awak? kalian lupakah untuk pulang? apakah kalian teralu senang hidup disana?

Itulah yang membuat aku nekat pulang ke Padang dan meninggalkan perusahaan lama aku bekerja. Aku berharap aku bisa menemukan suatu pekerjaan yang cocok disana dan melanjutkan misi ku Pulang Ke Padang. Namun ternyata tidak semudah itu mencari pekerjaan disini, karna sedikitnya persaingan usaha, maka lapangan pekerjaaan pun tidak terlalu banyak. Sesungguhnya aku sangat menghargai manusia yang dikaruniai jiwa pebisnis/wirausaha. Besar ataupun kecilnya mereka sudah membuka lapangan pekerjaan dan semoga suatu hari usaha mereka berkembang menjadi sebuah perusahaan hingga berskala PT (Perseroan Terbatas). Dengan banyaknya orang kreatif mau berwirausaha di Padang semoga nantinya membuka lapangan kerja yang semakin besar pula.

Bulan September, sesuai dengan keinginan orang tuaku aku mengikuti Penerimaan Ujian masuk CPNS. Ketika itu ada lowongan besar untuk jurusanku (akuntansi) di Kementerian Keuangan. Aku sendiri tidak yakin dengan kemampuanku untuk memilih instansi tersebut. Namun karna menurut mama aku sebaiknya mengambil itu, maka aku ikuti. Kemudian pada Bulan Septemer aku berangkat Ke Jakata kembali untuk mengikuti tes Penerimaan kedua yaitu ujian TPA setelah seleksi administrasi. Aku hanya bisa berusaha dengan baik belajar keras serta berdoa yang rajin. Aku tau betul aku bukan lulusan ternama dan kemampuanku biasa-biasa saja. Aku mengerahkan seluruh harapan, kerja keras belajar serta doa untuk ujian ini. Dengan semangatku aku mengikuti proses demi prosesnya dengan berserah diri namun tetap berharap kepada Allah, hingga tes wawancara yang terakhir pun aku sellau tidak percaya kepada diriku sendiri, "benarkah aku telah melampaui semua ini hingga aku berada pada tes yang terakhir?". Tidak banyak yang bisa kujual dari diriku selain pengalaman mengaudit RS sambil skripsi dulu dan semangat berorganisasi yang ada pada jiwaku dari Komunitas hingga Organisasi yang telah aku bangun. Karna aku tahu persaingannya begitu ketat dan aku berada diantara orang-orang jenius yang hebatnya luar biasa. Hingga akhirnya dengan kepasrahan kepada Allah SWT aku menerima pengumuman baik di tanggal 19 Desember 2014, yaitu aku terpilih sebagai CPNS Analisis Anggaran Direktorat Jenderal Perbendaharaan Negara Penerimaan Sarjana di Perekrutan Kementerian Keuangan Tahun 2014.

Aku sujud syukur dan berterima kasih kepada Allah SWT serta anak-anak Panti asuhan yang sempat aku ajarkan perkusi di Panti Asuhan Aisyiah (Parupuk Tabing) dan Panti asuhan Al-Falah (Simpang Gia) yang telah mendoakan aku bersama-sama, orang tua yang selalu mendoakan aku dan keluarga besar aku dan sahabatku di Bandung yang selalu men-support. Aku sangat berterima kasih terutama pada mama, karna berkat doa ibulah aku akhirnhya bisa lulus diantara puluh ribu orang yang mengikuti tes. Namun ada hal yang sempat membuatku sedi, karna bulan Januari aku harus segera berangkat ke Jakarta dan meninggalkan pelajaran yang baru saja kita mulai di Panti asuhan dan cita-citaku untuk membangun sebuah komunitas kecil-kecilan.

Sehari sebelum hari ulang tahunku tanggal 7 Januari, aku melakukan pemberkasan dokumen ke kantor Bea dan Cukai di Rawamangun. Karena ada beberapa dokumen ada yang kurang maka aku berangkat ke Bandung untuk menyelesaikan beberapa dokumen ke Kampus yang aku cintai di Bandung. Ternyata memang penyelesaian dokumen itu membuat aku harus menginap di Bandung sehari. Tepat jam 12 malam tanggal 8 Januari, teman-temanku di Bandung merayakan ulang tahunku pada saat itu aku dibawa ke sebuah cafe di Bandung, dan ternyata inilah rencana Allah SWT membuat aku ke Bandung dengan adanya berkas yang kurang (padahal peserta lulus lainnya yang kurang dokumennya ga disuruh lengkapin langsung). Pagi harinya aku langsung berangkat kembali ke Jakarta untuk menyerahkan dokumen yang belum dilengkapi tersebut ke Kantor Pusat Kemenkeu di Jalan Wahidin 1. Cerita indah lainnya adalah ketika aku pulang ke rumah sepupuku di Pamulang, ternyata tepat pada tanggal 8 Januari 2015 mama yang sedang menemaniku di Jakarta, adik kandungku satu-satunya, anak sepupuku di Pamulang juga merayakan ulang tahunku disaat tiba dirumah hingga ketika itu rasanya aku ingin berteriak terima kasih kepada Allah SWT. Aku tau Allah itu selalu ingin menghibur hambanya apalagi setalh turbulensi yang aku alami belakangan ini yaitu kesedihan dan rasa sakit karna beberapa masalah pribadi dan keluarga yang tidak akan aku ceritakan. Allah itu maha baik, Ia tidak sebegitunya menguji kita tanpa melewati batas kemampuan kita dan Allah sebenarnya selalu ingin menghibur kita dan Alhamdulillah pada ulang tahun ke-23 ini aku diberikan kado indah bertubi-tubi dari Allah SWT yang Maha Baik.


Saat ini aku masih menjalani masa OJT CPNS di Kementerian Keuangan hingga akhir Tahun 2015 ini di Kantor Pusat DJPBN, Kementerian Keuangan di Jakarta. Namun ada hal lainnya yang mengganjalku, yaitu bagaimana dengan harapanku membangun daerahku sendiri? Sedangkan Aku akan penempatan pada tahun 2016 nanti diseluruh Indonesia yang tempatnya hingga saat ini menjadi rahasia Allah SWT. Aku selalu berdoa kepada Allah SWT agar aku diberi penempatan di Padang sesuai dengan Homebase masing-masing PNS Kementerian Keuangan. Dan mungkin beginilah aku dan perantau lainnya, ada yang karena ingin ada pula yang karena memang tidak bisa memilih akan tetap tinggal di Padang atau tidak.

Apapun itu, untuk saat ini aku niatkan kepada Allah SWT bahwa aku memilih menjadi PNS ini ingin mengabdi kepada Negara dan membuat sistem baru nantinya dengan memulai kerja yang bersih dari diri aku sendiri. Aku berharap suatu saat nanti aku bisa menciptakan sebuah sistem ataupun suatu hal yang baru yang mengubah segala sesuatu menjadi lebih baik. Semoga dimanapun aku berada, aku selalu berguna bagi orang-orang disekitarku dengan sedikit kemampuan yang aku punya ini. Semoga kedepannya pula cita-cita dan harapanku untuk membangun Padang terlaksana.
Bismillahirrahmanirrahiiim

Mengutip lirik dari The Script - Hall Of Fame
"You could go the distance, you could run the mile
You could walk straight through hell with a smile
You could be the hero, you could get the gold
Breaking all the records that thought never could be broke

Do it for your people, do it for your pride
Never Gonna Know if you never even try
Do it For your Country, Do it For Your name
Cause there's gonna be a day
When your standing in the hall of fame, and the worlds gonna know your Name
Cause you burn with the brightest flame"
Be a Champion!