Senin, 06 Mei 2019

Akhirnya Ku Menemukanmu

Alhamdulillah akhirnya aku dapat mengumpulkan mood untuk menulis kembali. Setelah sekian lama aku sibuk dengan training semasa OJT di Jakarta selama setahun dan akhirnya mendapatkan penempatan di Batam sebagai PNS Kemenkeu DJPB aku akan menulis titik balik dalam hidup, hal yang bersejarah dan unik dalam hidupku. Kali ini aku akan menulis tentang cerita yang paling bersejarah dalam hidupku, yaitu sebuah Pernikahan.

Aku bukanlah wanita yang cantik, wajahku biasa saja bahkan cenderung tidak diperhatikan laki-laki di sekitarku. Mulai dari wisuda tanpa pendamping wisuda seperti yang teman-teman aku lakukan pada pertengahan Tahun 2014, pengumuman kelulusan CPNS akhir tahun 2014, Training selama setahun di Jakarta hingga memasuki tahun 2016 hingga akhirnya penempatan di Batam, Kepulauan Riau, Indonesia aku tidak kunjung menemukan jodohku.

Akhirnya saat itu muncul, pertama kali aku dikenalkan dengan seorang laki-laki berumur 32 Tahun pada Bulan Maret 2016 di Padang. Laki-laki itu adalah keponakan dari Tek Yanti yang merupakan teman sekantor mamaku. Tek Yanti ingin mengenalkan aku dengan anak kakaknya yang tak kunjung menemukan pendamping hidupnya di saat usianya sudah cukup matang untuk membangun sebuah keluarga. Aku menyanggupi permintaan mama untuk bertemu dengannya pada malam itu di Martabak Mesir Kubang, Ulak Karang, Padang. Aku berangkat dengan mama sedangkan Ia dengan Tek Yanti dan anaknya yang merupakan sepupunya yang bernama Novi.

Pada malam itu aku tak menduga ia sama sekali tak terlihat sudah berumur, pikirku ia berusia 28 tahun jika melihat perawakannya. Ia adalah sosok laki-laki tinggi dengan berat badan ideal dan juga sangat tampan kharismatik. Memang tak bisa dipungkiri istilah "dari mata turun ke hati" itu membuatku terpana, caranya berjalan dan menyapa kami penuh kelembutan dan sangat sopan. Untuk pertemuan pertama aku sudah sangat tertarik, karna bagiku ia memang sangat tampan dan tinggi sesuai dengan keinginanku bersama dengan lelaki yang tinggi badannya. Pada malam itu kami bertukar pin BBM (Blackberry Messenger) dan bercerita hal biasa seputar pekerjaan, tempat tinggal dan kehidupan. Makan malam kami akhiri dengan berpamitan dengan keluarganya.

Setelah pertemuan di Martabak Kubang. Ulak Karang, Kota Padang itu kami tak banyak chatting. Hanya sesekali aku bertanya bagaimana kabarnya? apa ia sudah makan? atau memberikan perhatian kecil lainnya. Aku pikir awalnya ia tak tertarik padaku, maka dari itu setelah pertemuan itu kami tidak banyak berkirim kabar, sungguh biasa saja.

Kemudian memasuki awal bulan April aku memberanikan diri untuk mengajaknya jalan-jalan di Padang, namun ia sering menolak dengan alasan banyak kegiatan kantor dan ia sangat sibuk. Aku pun pada saat itu merasa memang aku tak menarik, tak secantik model, tak sepintar Sri Mulyani Indrawati, dan tak sehebat Susi Pudjiastuti misalnya. Maka dari itu akupun tidak lagi memberikan pesan atau menghubunginya, ya saya minder. Kemudian adik sepupunya yang bernama Novi, yang juga datang pada saat kami dikenalkan di Martabak Kubang itu menghubungiku. Ia berkata sebaiknya aku lebih aktif dan sedikit agresif untuk mendekatkan diri ke abang sepupunya karena menurutnya abang sepupunya itu sangat pemalu. Atas dasar dorongan Mama dan adik sepupunya itu aku kemudian menghubunginya kembali dan aku mengajaknya untuk ketemuan di Padang. Ternyata kali ini ia menyutujuinya, dan akhirya kami memutuskan untuk bertemu dan aku langsung memesan tiket pesawat via traveloka untuk pertemuan kami yang kedua di awal Mei di Padang.

Untuk pertemuan yang kedua aku mengajaknya datang ke Pantai Padang hari Sabtu Sore, tanggal 30 April 2016. Ia datang sendiri dan aku bersama adik kandungku, Gita. Aku masih canggung jika pergi sendiri, dan benar saja ia pun tak banyak bicara dan pemalu. Adikku berkata "kak, kayaknya abang tu dia pendiam ya" dan aku mengiyakan pendapatnya tersebut. Setelah pertemuan keduaku dengannya, intensitas chatting kami pun meningkat. Entah kenapa ia jadi sering mengabariku dan meyapaku lewat BBM. Aku pun menjadi senyum malu-malu setiap ia mengirim pesan padaku, aku bahagia. Kemudian kami berjanji untuk bertemu kembali besok pagi untuk jogging bersama di GOR UNP pada minggu, 1 Mei 2016. Kami kemudian jogging keliling GOR UNP, kami bercerita tentang hobby masing-masing dan pekerjaan apa saja yang kami lakukan dikantor, memang belum ada ucapan atau arahan mengenai asmara sama sekali, hanya sekedar obrolan biasa untuk mencairkan suasana yang kaku.

Aku jadi memesan tiket untuk Pulang ke Padang setiap weekend, meskipun ia tak selalu bisa untuk menemuiku. Kemudian aku berjanji untuk bertemu dengannya pada tanggal 21 Mei 2016. Kami berjanji untuk pergi nonton Film My Stupid Bos ke Raya Theatre (waktu itu belum ada XXI di Kota kami). Itulah kali pertama aku dijemputnya kerumah dengan mobilnya, dan itu pertama kalinya pula ia datang kerumahku bertemu lagi dengan Mama dan Gita. Kami Pamit dan pergi nonton berdua. Tahukah apa yang aku rasakan selama menonton di Raya Theatre? aku sangat berdebar-debar dan semangaat sekali sampai rasanya ingin loncat. Aku tak menyangka seorang Pangeran Tampan mau jalan denganku untuk nonton berdua! sungguh suatu kemajuan bukan? Ia betul2 tipeku, ia tak hanya tampan, ia tinggi, ia juga berwibawa, elok budinya dan juga mapan. Pada saat itu aku berharap ia menaruh rasa padaku dan mau untuk serius denganku.

Saat akan pulang, hujan turun. Kami bahkan belum sempat untuk makan kemudian kami pulang karena ia berkata pada malam hari ia akan ada kegiatan. Pada perjalanan pulang untuk mengantarku ia memutuskan untuk membeli tahu isi yang ada di depan stasiun tabing. Entah kenapa pada saat itu tahunya belum digoreng sehingga kami menunggu 30 menit didalam mobil sambil bercerita. Ia menuturkan beberapa kekhawatiran hidupnya padaku, dan aku entah kenapa pada saat itu menguatkannya, mungkin ia sudah merasa nyaman untuk bercerita padaku. Dan aku rasa itulah alasannya kenapa ia belum menikah hingga umurnya 32th. Tampaknya hujan dan penjual tahu isi memberikan kami waktu untuk mengobrol, setelah tahu siap di goreng ia pun mengantarkanku kerumah dan mengobrol sebentar dengan Mama.

Setelah pertemuan itu kami semakin sangat intensif berkomunikasi, mulai dari menelfon, chatting, bahkan video call. Kemudian kami sepakat untuk bertemu kembali pada tanggal 4 Juni 2016. Karena kesibukannya aku baru dapat bertemu dengannya pada 5 Juni 2016 di GOR H Agus Salim untuk jogging. Sebelum pergi mama berpesan padaku untuk menanyakan padanya apakah ia tertarik padaku? Jika tidak tertarik mama akan mengenalkanku pada anak temannya yang lain. Aku pada saat itu ragu apakah aku harus menanyakannya?

Kami jogging di gor, keliling dan setelah lelah kami memutuskan untuk sarapan di Lontong Mama Bet di Gor. Aku yang saat itu sedang curhat mengenai teman kantorku yang menyukaiku dan ingin melamarku ke Padang tetapi aku tidak menyukainya karena ia tidak mau shalat 5 waktu serta perokok berat. Entah ada dorongan atau angin apa aku berkata "Mas yang dikantorku nekat mau Ke Padang mau melamar Resty Bang, Resty udah tolak tapi dia ga mau mundur, resty juga ga punya alasan buat nolak dia karena Resty Jomblo. Gimana kalau kita jadian aja jadi ti ada alasan buat nolak Mas itu". Pangeran tampanku kaget dan sempat berhenti makan lontongnya, namun jawabannya lebih mengagetkan "Abisin dulu lontongnya", detik itu Aku merasa ditolak. Setelah selesai makan suasana menjadi agak canggung, dan diperjalanan kami bertemu dengan teman laki-lakinya yang sedang menggendong 2 anak. Ia mengenalkanku pada temannya itu. Temannya menggodanya "siapa iniiii?" sambil melirik penuh arti padaku. Pangeran Tampanku hanya tersenyum saat itu. Diperjalanan Pulang aku menggodanya kembali sambil bertanya "itu kan junior abang aja anaknya udah 2, abang kapan?" lalu ia menjawab "emang ada yang mau sama abang?" lalu kujawab "ini ada yang mau" sambil menunjuk ke diriku sendiri. Ia kemudian tersenyum kembali dan bertanya "Resty mau sama abang?" ku pastikan ia melihatku dan aku mengangguk semangat kemudian aku bertanya kembali "kapan abang mau nikah?" lalu ia menjawab "tahun ini". Kemudian suasana menjadi semakin canggung dan aku mulai mengalihkan topik seputar pembicaraan mengenai obrolan kantor.

Setelah ia mengantarkanku keparkiran aku menceritakan bahwa aku akan memasak pada saat sahur untuk teman-teman kantorku dirumah dinas. Dan ia berkata "ga pa2, abang kan percaya sama Resty, kita kan jadian". Entah mengapa ia berkata begitu padahal tadi ia seperti menolakku, ucapannya membuatku merasa benar-benar ingin tumpah kala itu.

Hari-haripun berjalan, selama bulan Puasa Tahun 2016 kami lalui masih dengan hubungan yang LDR. Tak seharipun kami lewatkan tanpa telfonan, BBM-an, Video call, hari-hari serasa berbunga-bunga bagiku. Dan ia pun tampaknya tak bisa tak menghubungiku lebih dari 3 jam kala itu. Pada pertengahan puasa tanggal 18 Juni 2016 ia datang ke Batam tanpa memberitahuku. Pada saat itu aku sedang lembur dikantor, ia mengatakan ia telah di Batam. Aku tak percaya kemudian ia memintaku untuk Video call dan mengirimkan lokasinya padaku via aplikasi whatsapp, dan benar saja ternyata ia memang datang ke Batam untuk menemuiku. Aku senang, panik dan tak tahu harus bagaimana.

Kemudian aku meminta izin kepada Kepala Seksi Pencairan Dana untuk pergi dan melimpahkan pekerjaanku pada teman lainnya dikantor, kepala Seksiku mengerti dan membebaskanku dari tugas lembur pada saat itu. Kami berjanji untuk bertemu di Nagoya Mall. Dengan kecepatan penuh aku kebut mobilku karna takut ia menungguku terlalu lama. Setelah tiba di Nagoya aku melihatnya sangat tampan saat itu, aku terharu. Kemudian kami berjalan di Nagoya mall, ke Batam Centre, ke mesjid Raya Batam dan ke Engku Putri. Pada saat memasuki waktu berbuka puasa aku mengajaknya untuk makan di Nagoya Mall. Setelah makan berbuka puasa dan berkeliling kembali di Nagora Mall, kemudian aku memesankan Hotel menginap untuk nya di Swiss Bell Hotel di Jalan Penuin, Batam. Aku mengantarkannya dan sepakat untuk menjemputnya kembali untuk berkeliling Batam setelah sahur dan Pagi menjelang pukul 08.30 WIB. Setelah mengantarkannya, aku pun pulang ke Rumah Dinasku di Tiban, Sekupang, Batam.


Keeseokan harinya kami berkeliling kembali ditempat wisata di Batam, namun sayang sekali waktu terasa sedikit karna aku harus mengantarkannya kembali ke Bandara pukul 13.00 WIB untuk kembali pulang ke Padang. Komunikasi kami makin intensif dengan perasaan berbunga-bunga layaknya orang yang baru jatuh cinta. Kemudian kami bertemu kembali ketika lebaran. Pada tanggal 4 Juli 2016 ia datang kerumah dan berbicara dengan orang tuaku dan melamarku. Ia berkata "Izinkan Dion untuk menjaga Resty seperti Mama Papa menjaga Resty, Dion ingin menikah sama Resty ma, pa". Kata-katanya waktu itu betul-betul menggambarkan sosok lelaki matang yang memang siap untuk berkomitmen. Kemudian aku menangis, terharu. Akhirnya setelah sekian lama ada yang betul-betul ingin mencintaiku karna Allah, dan memang membuktikan cintanya dengan sebuah komitmen pernikahan.

Singkat saja, setelah ia sendiri datang melamarku dengan orang tuaku iapun datang bersama orang tuanya, sepupunya, mamaknya dan tantenya kerumah Nenek di Payakumbuh pada Lebaran ke-2 tanggal 8 Juli 2016 untuk silaturahmi dengan keluarga besarku. Keluarga Kami pun menetapkan tanggal pernikahan pada pertemuan itu, dan orang tuaku memutuskan untuk menikahkanku dan menggelar pesta Pernikahan pada tanggal 9-10 Desember 2016.

Disaat caranya yang jantan melamarku dan sikapnya yang lembut kepadaku aku memutuskan akan mencintainya sepenuh hatiku dan menghormatinya sebagaimana Khadijah menghormati dan mencintai Rasulullah.

Kemudian kami menikah secara resmi pada Tanggal 09 Desember 2016, dan mengadakan resepsi Pernikahan 2 kali pada tanggal 10 dan 11 Desember 2019. Kala itu aku Berumur 24 Tahun dan Suami 32 Tahun.

I Will Always Love u, Bang Dion :)