Senin, 09 September 2013

Perkusi Barang Bekas Anak-anak

Hari Minggu, tanggal 7 Juli 2013, sehari sebelum Puasa Ramadhan 1434 H kami anak-anak Rumah jendela menggelar penampilan Perkusi barang bekas di Car Free Day (CFD) Dago, Bandung. Ini perform pertama kami diluar desa Carik, Cibaduyut, Bandung.

Inisiasi Perkusi ini dimintai oleh kak Inna, sekretaris Rumah Jendela untuk menunjukkan suatu bakat anak-anak yang dapat dipublikasikan kepada masyarakat dalam rangka promosi rumah jendela. Kak Innna bertanya padaku apakah aku bisa mengajar anak-anak perkusi? aku jawab Insha Allah bisa, karna waktu SMA aku pernah bersama teman-teman menampilkan perkusi barang bekas disalah satu acara tahunan sekolah, dimana pada waktu itu aku kontemporer perkusi barang bekas dengan alat musik melodi, biola.

Pada awalnya senior-seniorku di Rumah Jendela pada saat rapat sempat meragukan kemampuanku untuk melatih anak-anak karna perkusi adalah sesuatu musik yang berbeda ditambah lagi waktu untuk latihan hanya seminggu. Tapi aku berusaha untuk meyakinkan bahwa aku bisa melatih anak-anak dan aku punya konsep.

Barang-barang bekas yang aku pilih adalah tempurung/batok kelapa, kaleng cat bekas, kaleng cat plastik bekas ukuran besar dan kecil, botol bir bekas, dan alat musik melodinya adalah pianika.

Barang-barang bekas ini tidak ada yang dibeli sama sekali melainkan diminta maupun dipinjam dari warung, diambil dari pasar tradisional, diminta dari tetangga, dan pianika adalah kepunyaan anak-anak sendiri. Aku juga harus berterima kasih kepada ko-biyan, senior aku yang udah mencari hampir seluruh barang bekas kebutuhan perkusi. Serta kak Teguh dan kak Fatra yang selalu bantu aku buat ngajar anak-anak dan bahkan mereka juga ngasih ide buat ketukan kaleng cat hampir pada seluruh lagu.

Alhamdulillah saat mengajar anak-anak aku hampir tidak menemukan kendala karna anak-anak Rumah Jendela sangat rajin. Bayangkan saja, aku bilangnya latihan jam 1 siang dia udah lebih dulu berkumpul dan latihan sendiri jam 12 siang. Mereka anak-anak yang rajin dan bersemangat, aku sayang sama mereka karna nurut dan patuh sekali, mereka mempunyai kemauan yang keras andai saja orang-orang tahu,ucapku dalam hati. Kendala yang aku rasakan adalah ternyata tidak semua anak itu mengerti musik, bahkan sampai aku ajarkan berkali-kali sampai bosan tempo ketukan saja mereka tidak bisa membedakan seolah-olah mereka hanya memukul tempurung dan kaleng cat saja. Tapi berkat kerja keras mereka, pada saat tampil, hanya sedikit sekali kesalahan dalam memainkan melodi ritme musik.

Dua hari menjelang penampilan kami di CFD Dago, aku dan anak-anak mengecat tempurung/batok kelapa dengan cat minyak agar kelihatan lebih menarik. Kak Fatralah yang mencampur cat dengan thinner dan kemudian membebaskannya kepada anak-anak untuk membentuk kreasi warna ditempurung mereka masing-masing, mereka tampak bahagia sekali.


Pada hari Minggu kami tampil, anak-anak di berangkatkan dari desa Carik, Cibaduyut menggunakan angkot yang kami sewa jam 6 pagi. Mereka sampai dan kemudian makan pagi bersama dulu sebelum perform. Kami kakak-kakak Rumah Jendela sudah Stand By di CFD sejak jam 5 pagi untuk nge-tag tempat, karna maklum memang, disini sangat ramai dan kami takut kehabisan tempat.


Alhamdulillah Penampilan kami cukup menghipnotis penonton dan kami mendapat banyak perhatian dan pertanyaan seputar Rumah Jendela bagaimana menjadi volunteer, apa itu rumah jendela, dan bagaimana cara memberikan donasi buku maupun donasi lainnya. Kami memberikan Brosur tentang komunitas kami, bahkan ada salah satu alumni ITB memberikan netbook nya untuk anak-anak dipakai dalam proses belajar, uang yang kami dapatkan saat perform juga akan dibelikan dalam bentuk buku yang akan kami taruh diperpustakaan kami ini.

Kalau mau lihat video perkusinya seperti apa dengan barang bekas ini bisa dilihat via You tube : http://www.youtube.com/watch?v=K-g8DFJ0Yp0

Kakak-kakak Rumah Jendela bersama anak-anak Rumah jendela sesaat setelah penampilan berakhir :


Mudah-mudahan untuk penampilan selanjutnya kami lebih bagus lagi, dan aku juga punya cita-cita bisa ngajar perkusi lagi tingkat provinsi buat anak-anak :) bermimpi boleh kan ya? :)


Minggu, 26 Mei 2013

ESO Concert 2013 "The Journey Trough Symphony"

Upgrading Rumah Jendela

Lokasi : Villa jayagiri, Lembang, Bandung

Upgrading Rumah Jendela

Lokasi : Villa jayagiri, Lembang, Bandung

Doa Terdalam Wanita diumur 21 Tahun

InsyaAllah jodohku adalah orang yang mau menerimaku apa adanya. Yang mengkiblatkan pandangannya untuk setia kepada satu orang saja. Yang tanpa menuntut banyak atas kekuranganku dan membandingkannya dengan kelebihan berjuta orang lain disana. Dan karna ia memilihku bukan karna tidak ada orang lain lagi di muka bumi ini,tetapi karna memang ia telah memilihku untuk menjadi bagian dari hidupnya.

Jumat, 08 Maret 2013

Masak Rainbow Banana bersama Kemuslimahan Gamus

Hari jum'at jam 11 - 12.30 kita selalu mengadakan program rutin namanya "Keputrian". Keputrian ini adalah bentuk kegiatan perkumpulan wanita untuk berbagai macam rangkaian kegiatan yang digilir tiap minggunya seperti sharing mengenai suatu topik yang sedang hangat, pengajian dan tahfiz, masak-memasak hingga olahraga keputrian bersama.

Jum'at kali ini ada yang berbeda dikarenakan kita masak-masak "Rainbow banana". Semua anggota akhwat Gamus IMT datang datang dan ikut meramaikan serta makan bersama mulai dari angkatan 2009, 2010, 2011 dan 2012.

Rainbow Banana ini merupakan Pisang yang dilumuri coklat yang telah di tim dan kemudian di taburi meses warna warni. Serunya itu kalau ada Fatimah, Uya, Feni dan Himsa yang Kocak bikin suasana jadi hingar bingar.

Ini sharing dokumentasinya :D



pengurus Gamus beserta Staff :D



Saat lagi masak Nge-tim coklat untuk dilumuri ke pisang

Rumah Jendela, Desa Carik, Cibaduyut

Rumah Jendela ini adalah kegiatan sosial yang bergerak dibidang Taman Baca Masyarakat (TBM) yang diasosiasikan awalnya oleh Askaf (Ashabul Kahfi) Politeknik Telkom yang tergabung pula dengan ikatan Dosennya. Kemudian seiring berjalannya kegiatan, Rumah jendela terpisah dari Askaf sebagai kegiatan independen yang rencananya akan diperluas jaringannya se kota Bandung. Sedangkan saya sendiri baru bergabung sekitar bulan Januari 2013.

Kegiatan sosial ini awalnya dibangun oleh orang-orang pendahulunya yaitu Kak Abid, Kak Intan, Kak Niri, Kak Ika dan banyak lagi merupakan alumni dari BEM "kabinet Semut Rang-rang" angkatan 2009 di Politeknik Telkom, Bandung.

Dari namanya "Rumah jendela" sudah tegambar bentuk kegiatan sosial yang kami lakukan disini adalah kegiatan sosial melalui sebuah rumah dalam bentuk taman bacaan. Di carik, Cibaduyut ini awalnya Askaf mendapatkan sebuah tempat seperti Mushola lama yang dijadikan sebagai perpustakaan mini bagi masyarakat daerah ini.

Untuk buku yang kami berikan disini merupakan sumbangan dari segala lapisan masyarakat. Mulai dari Mahasiswa Telkom, sumbangan dosen hingga donasi lainnya yang berkenan memberikan buku bekas maupun barunya kepada kami untuk selanjutnya kami taruh pada rak yang sudah disiapkan untuk menaruh buku. Buku yang tersedia meliputi buku pengetahuan umum, sekolah dasar hingga atas, novel, bacaan, komik, fiqih dan beragam macam buku lainnya yang dapat mempertajam cakrawala ilmu pengetahuan.

Selain mengisi rak-rak buku kami yang masih belum penuh oleh buku, setiap minggunya kami mengadakan kegiatan kreatif lainnya yang dapat merangsang minat belajar anak-anak didaerah ini. Kami membuka sesi pengajaran keterampilan seperti lipat kertas origami, membuat dompet dari kain flanel, dan beragam keterampilan lainnya. Di bidang akademis, setiap minggunya kami juga mengajar mata pelajaran yang sesuai dengan kurikulum mereka secara sukarela untuk membangkitkan semangat dan minat mereka terhadap pengetahuan dan pendidikan.

Kegiatannya lainnya yang pernah kami bangun adalah masak-memasak bersama warga dan nonton bareng anak-anak di Carik, Cibaduyut. berikut ada beberapa dokumentasi rangkaian kegiatan kami :

Saat pertama kali Rumah Jendela dibangun, dan dirapihkan



Kegiatan Mingguan Rumah Jendela

Kamis, 14 Februari 2013

Aksi GMAI "Hijab Day" 14 Februari 2013

Alumni FSLDK Baraya ngadain event GMAI aksi damai yang melibatkan semua perhimpunan organisasi mahasiswa muslim yanga ada diBandung. Acara ini dilaksanakan tanggal 14 Februari 2013 yang bertepatan dg hari menutup aurat alias "Hijab Day". Event kali bertema "Ayo Berhijab" start dari mesjid Pusdai di jalan Diponegoro, Bandung hingga Ke mesjid Ukhuwah deket taman kota, Bandung. Sepanjang perjalanan itu kita membagikan jilbab gratis ke setiap wanita yang belum memakai bhijab + tutorial pemakaian jilbab yang syar'i, sedangkan untuk muslimah yang kita temui telah memakai jilbab kita berikan stiker dan pin bertema "Hijab Day" yang didesain menaraik dan lucu.

Di kegiatan kali ini aku ngajakin Yunia, si kembar siam aku ditempat magang, soalnya kita selalu dempet kalo kerja dan sering duduk di satu bangku berbarengan. Yunia memang awalnya agak aku ragukan untuk ikut acara ini soalnya dia sendiri memang kelihatannya kurang berminat dengan acara model beginian mengingat dia itu anaknya masih hedon, haha... Pagi2 aku sms yunia kalo mau ikut bawa jilbab putih, tapi lupa ngasih tau pake rok, haha... walhasil ternyata memang pesertanya disana semuanya memakai jilbab, baju maupun rok yang panjang. Yunia sempat ciut minder dan ingin balik aja kekantor kita yang kebetulan letaknya sebelahan dengan mesjid Pusdai. Melihat Yunia yang tampaknya tertarik, aku yakinkan untuk tetap ikut. Untungnya mereka semua menyambut kedatanagan kami dengan welcome dan tidak mempermasalahkan pakaian harus rok :). Ga nyangka, ternyata Yunia senang sekali dengan kegiatan ini sampai-sampai gak berhenti tersenyum haru sepanjang perjalanan karna memang ini adalah bentuk kegiatan sosial yang menyenangkan :). Testimoni Yunia sendiri adalah "Res, makasi ya udah ngajakin ini tuh pengalaman berharga buat gue... tapi lain kali bilang pakaiannya ya supaya engga saltum, haha". Sebenernya ga ada yang masalah dengan cara berpakaian Yunia sendiri, karna dia tetap berhijab dan tidak memakai celana ketat, tapi berhubung peserta disana semuanya memakai pakaian yang cukup panjanbg, dia jadi minder. Tapi itu semua melebur bersama kebersamaan kita dengan Mahasiswa LDK lainnya yang sangat ramah dan bersahabat.

Rasa haru dan bahagia terasa saat kita membagikan Jilbab gratis kepada pedagang jalanan yang memang kelihatannya kurang mampu dan mereka sangat senang menerimanya :D. Aku dan Yunia sangat menikmati kegiatan ini, hingga di akhir acara kita berdua tak berhenti tersenyum dan tertawa hingga kembali ke Mesjid Pusdai lagi :)
Terima Kasih Yunia, udah bikin event kali ini terasa lebih menyenangkan. Makasi pantat kembar siamku :)